Bandung, Antarajabar.com.- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher menyatakan baru sekitar 67 persen warga di Provinsi Jawa Barat yang bisa mengakses air bersih untuk keperluan sehari-harinya. “Dan sisanya sekitar 33 persen kita khawatir air yang dikonsumsi masyarakat itu tidak steril atau tidak bersih,” kata Ahmad Heryawan, di Gedung Sate Bandung, Kamis. Ia menuturkan pada dasarnya air yang ada di bumi ini bersih seperti air hujan yang jatuh ke tanah bersih namun ketika menyentuh bumi menjadi kotor. “Harusnya ketika air hujan menyentuh bumi tetap bersih kalaupun ada pengotoran, itu kecil pengotorannya,” kata dia. Pihaknya akan menggencarkan sosialisasi tentang budaya menghargai nilai sebagai upaya melestarikan air di bumi agar air tetap bersih. Menurut dia masih adanya warga yang mengonsumsi air kotor berakibat pada rendahnya tingkat kesehatan warga. “Sehingga kesehatan tidak terjamin. Jangan-jangan kesehatan gratis tidak tepat. Asuransi kesehatan tidak tepat. Harusnya menjaga kesehatan dengan menjaga air bersih,” katanya. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat mengubah perilaku agar tidak mengotori air bersih dan selain menjaga kawasan hulu sebagai lokasi mata air alami, masyarakat pun dituntut tidak mengotori aliran sungai dengan limbah dan sampah jenis apa pun. “Manusia sekarang tidak lagi merasa berdosa ketika mengotori air. Padahal dosa besar hukumnya dalam konteks agama, dalam konteks lingkungan itu pelanggaran besar. Marilah kita berkomitmen menjaga air,” katanya. Lebih lanjut ia mengatakan saat ini pihaknya terus berupaya dalam menjaga ketersediaan air bersih dan salah satunya melalui program Citarum Bestari yang langkah awalnya mensterilkan 20 kilometer pertama Sungai Citarum.