JABARPROV.GO.ID, BANDUNG — Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mencatat bahwa stabilitas keuangan Jawa Barat memiliki kinerja intermediasi perbankannya terpantau masih terjaga dengan baik, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan kredit untuk lokasi proyek di Jawa Barat dan penghimpunan DPK.
Memurut Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat, kredit lokasi proyek di Jabar pada November 2017 tercatat sebesar Rp600,26 triliun dengan pertumbuhan sebesar 8,96% (yoy) atau meningkat dibanding akhir triwulan III 2017 sebesar 8,24%.
“Peningkatan ini didorong oleh perkembangan suku bunga yang juga terus menurun,” ucap Wiwiek, kepada wartawan di Gedung BI Jabar, Selasa (09/01).
Namun menurut Wiwiek, seiring dengan meningkatnya penyaluran kredit, resiko kredit juga ikut meningkat yang tercermin pada peningkatan “Non Performing Loan (NPL)” dari 3,38% pada akhir triwulan III 2017 menjadi 3,45% pada November 2017.
“Dari sisi korporasi pertumbuhan kredit terpantau melambat (dari 3,37% menjadi 1,46%) yang diikuti dengan penurunan resiko kredit atau NPL dari 5,44% menjadi 5,15%,” katanya.
Sementara itu, pada sisi rumah tangga, penyaluran kredit juga tercatat tumbuh meningkat dari 12,63% menjadi 15,41% dengan rasio NPL yang sedikit menurun dari 2,20% menjadi 2,15%. (Parno)