Antarajabar.comĀ – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menuturkan surat keputusan (SK) pembentukan Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Citarum Bersih, Sehat, Indah dan Lestari atau Bestari sebagai upaya mengurangi limbah yang dibuang oleh perusahaan-perusahan ke Sungai Citarum akan segera diterbitkan dalam waktu dekat ini. “Dalam pembentukan, Insha Allah dalam waktu dekat akan di-SK-an dan segera bekerja untuk menentukan langkah kerja skema kerja termasuk tugas bersama dan masing-masing. Semoga minggu-minggu depan bisa selesai,” kata Ahmad Heryawan, disela-sela acara Sawala Ecovillage Citarum Bestari, di Lapangan Sepakbola Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jumat. Aher menuturkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berjanji untuk penanganan masalah di Sungai Citarum akan lebih baik lagi setelah terbentuknya Samsat Citarum Bestari yang di dalamnya terdapat unsur TNI, Polri, Kejaksaan, dan pemerintah pusat ini akan terbentuk paling lambat pekan depan. Ia mengatakan, penegakan hukum di sepanjang sungai itu akan lebih maksimal dengan hadirnya Samsat Citarum. Selama ini, berbagai persoalan dan hambatan sering dihadapi karena hanya unsur pemerintah saja yang bergerak. “Kalau sendiri pakai BPLHD, sulit ternyata. Di lapangan banyak gangguan, banyak hambatan,” kata dia. Sebagai contohnya, kata dia, tindakan tegas akan dilakukan Samsat Citarum Bestari terkait bangunan PT Kahatex di atas Sungai Ciking yang merupakan anak Sungai Citarum. Bangunan tersebut mempersempit saluran air sehingga mengakibatkan banjir di Rancaekek. “Dan ini malah dijadikan sungai lagi. Samsat akan melakukan langkah-langkah,” kata dia. Menurut dia, pembentukan Samsat Citarum Bestari terinspirasi dari suksesnya Samsat Jatigede yang dianggap berhasil menyelesaikan berbagai hal menyangkut warga terkena dampak Waduk Jatigede, di Kabupaten Sumedang. “Kita ingin mereplikasi sukses Samsat Jatigede, ke Samsat Citarum. Kalau sukses, ke depan akan disusul Samsat Cimanuk dan Ciliwung,” katanya. Sementara itu, Kepala BPLHD Provinsi Jabar Anang Sudharna mengatakan akan terus menggalakan kampung berbudaya (ecovillage) di kalangan masyarakat dan hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Anang mengatakan sejak pertama kali dimulai pada 2014, kader ecovillage yang merupakan masyarakat ini terus bertambah jumlahnya dan saat ini jumlah kader ecovillage sudah mencapai 3.800 yang berasal dari 20 kecamatan di lima kabupaten/kota seperti Bandung, Sumedang, dan Bogor. “Mereka itu gencar menyosialisasikan sadar lingkungan kepada warga lainnya. Tak hanya itu, mereka pun terlibat aktif dalam pembentukan bank sampah, pembangunan biodigester, rumah kompos, bio gas, dan tempat pembuangan sampah terpadu,” kata dia. Pihaknya optimistis akan lebih banyak warga yang tidak membuang sampah ke sungai sehingga kebersihan Sungai Citarum akan terwujud. “Sudah banyak desa-desa yang mandiri mengembangkan ecovillage. Kami hanya diundang untuk memberikan arahan,” katanya.