Bisnis.com, BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyusun sistem transfer tunjangan guru SMA/SMK meniru pola transfer dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan pihaknya mendapatkan banyak keluhan dari para guru terkait mandeknya tunjangan sertifikasi guru di sejumlah daerah. Keluhan datang beragam dari mulai Cirebon hingga Kabupaten Bandung Barat. “Rata-rata mengeluhkan belum cairnya tunjangan sertifikat profesi guru,” katanya di Bandung, Rabu (16/11/2016). Menurutnya kasus keterlambatan tunjangan sertifikat guru masalahnya ada di pemerintah daerah. Pihaknya saat ini hanya membantu mengkoordinasikan persoalan ini dengan sejumlah kepala daerah agar keterlambatan tidak sampai akhir tahun. “Ada yang mengeluh dari September belum cair, kita bantu koordinasikan,” tuturnya. Pemprov Jabar sendiri saat ini tengah menyusun sistem tunjangan guru agar nantinya tidak ada kasus keterlambatan. Menurutnya dalam alih kelola SMA/SMK nanti, persoalan tunjangan yang masih terus dibahas akan dibuat seaman mungkin bagi para guru. “Kita tiru BOS. Jadi uang itu langsung ditransfer ke rekening masing-masing guru, sistem ini lebih cepat dan tepat,” katanya. Pemprov juga berencana memperbaiki distribusi guru agar ketersediaannya merata. Hal ini sangat penting karena masih banyaknya daerah terpencil yang kekurangan tenaga pengajar. Iwa mengakui, jumlah guru di perkotaan jauh lebih banyak dibanding pedesaan. Meski tidak menyebut angka, Iwa menyebut, tenaga pendidik terlalu menumpuk di kota sehingga daerah pelosok mengalami kekurangan. Oleh karena itu, pemprov akan melakukan pemetaan mengenai sebaran guru di Jabar terutama untuk SMA/SMK. Seperti diketahui, mulai 2017, pengelolaan SMA/SMK menjadi kewenangan pemprov. “Kita akan mapping, sedang dalam proses. Guru enggak ada di pelosok itu apakah memang kekurangan, atau karena soal distribusi,” katanya. Setelah mengetahui sebaran secara pasti, pemprov akan merumuskan cara agar ketersediaan guru jadi merata. Salah satunya, kata Iwa, pihaknya bisa saja memberi insentif khusus kepada guru-guru yang mengajar di pelosok. “Itu harus ada gula. Lalu bagaimana gulanya, tunjangannya, lebih besar (dibanding) dengan di kota,” ujarnya.