Ngamprah, (PRLM).- Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung belum melibatkan tenaga kerja terampil dari Kabupaten Bandung Barat yang menjadi salah satu daerah perlintasan kereta tersebut. Padahal, KBB memiliki sejumlah tenaga kerja terampil yang bisa diberdayakan. Sampai sekarang belum ada permintaan dari Direktur PT Kereta Cepat terhadap tenaga kerja di KBB. Seharusnya memang, proyek tersebut melibatkan tenaga kerja lokal, ujar Kasi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans KBB Sutrisno, Kamis (21/1/2016). Sutrisno mengungkapkan, KBB sebenarnya memiliki sejumlah tenaga kerja terampil, seperti dari teknik sipil yang bisa dilibatkan dalam proyek pembangunan. Kompetensi mereka pun, menurut dia, bisa diuji terlebih dahulu sebelum dilibatkan dalam kegiatan pembangunan tersebut. Berbeda dengan proyek kereta cepat, pemanfaatan tenaga kerja terampil asal KBB telah diberdayakan dalam pembangunan PLTA Upper Cisokan. Sedikitnya 25 tenaga kerja akan dilibatkan dalam pembangunan pembangkit listrik untuk memasok kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali itu. Kalau Direktur Cisokan, sudah ada permintaan ke Pemda untuk merekrut tenaga kerja asal KBB. Dan, kami sudah siapkan itu, katanya. Sutrisno mengungkapkan, setiap proyek pembangunan pemerintah sejatinya melibatkan tenaga kerja lokal. Apalagi, saat ini banyak tenaga kerja yang tidak terserap sejumlah perusahaan akibat krisis ekonomi. Di KBB, jumlah angkatan kerja per tahun mencapai 60.000 orang, sementara jumlah perusahaan skala kecil hingga besar sekitar 400 unit. Namun akibat krisis ekonomi, banyak yang tidak terserap. Justru banyak yang dirumahkan, tuturnya. Sementara itu, Direktur PT Kereta Cepat Indonesia Cina, Hanggoro Budi Wiryawan di sela peletakan batu pertama kereta cepat di kawasan Walini, Cikalongwetan mengungkapkan, proyek tersebut membutuhkan 87.000 pekerja. Sejumlah tenaga kerja tersebut akan diutamakan dari daerah sekitar. Jumlah pekerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi kereta cepat sebanyak 39.000 orang, pada saat konstruksi TOD 20.000 orang, dan pada saat operasional TOD sebanyak 28.000 orang, katanya.