Kuningan, (PR).- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan, pembangunan fisik Bendungan Kuningan akan dipercepat sehingga bisa dioperasikan pada akhir 2017. Pernyataan itu dikemukakan Basuki kepada wartawan saat meninjau lokasi proyek itu di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Selasa (26/1/2016) sore. Ini (pekerjaan fisik proyek) akan kami percepat kegiatannya, karena sudah tidak ada kendala lagi. Insya Allah akhir tahun 2017 sudah selesai dan dioperasikan, katanya. Dia menyebutkan, pembangunan Bendungan Kuningan sebelumnya sempat tersendat karena terkendala lahan hutan Perhutani yang terkena proyek tersebut. Namun, masalah itu sekarang sudah bisa diselesaikan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 104 dan Nomor l05 Tahun 2015 tentang pernanfaatan kawasan hutan. Dengan aturan itu, kata Basuki, lahan Perhutani atau lahan hutan negara bisa digunakan dengan status pinjam pakai. Pekerjaan fisik Bendungan Kuningan dibiayai sepenuhnya dari anggaran pendapatan dan belanja negara secara bertahap dengan total anggaran direncanakan sebesar Rp 460 miliar. Menurut Basuki, perkembangan pembangunan fisik proyek bendungan itu Idni sudah mencapai sekitar 16%. Progresnya sekarang sudah online, jadi insya Allah akhir tahun 2017 sudah selesai dan dioperasikan, ujarnya. Sementara itu, pembebasan lahan milik masyarakat yang terkena proyek dibiayai melalui kerja sama pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, serta tiga kabupaten di dua provinsi penerima manfaat bendungan itu yakni Kuningan, Cirebon, dan Brebes. Menyinggung keberadaan penduduk di daerah genangan, Basuki menyatakan, bersama Pemerintah Kabupaten Kuningan, sudah menyiapkan lahan untuk relokasi. Tak hanya lahan, di tempat itu juga akan segera dibangun rumah-rumah bagi keluarga terdampak proyek bendungan. Dalam peninjauan kemarin, Basuki didampingi sejumlah pejabat dari Kementerian PUPR, Bupati Kuningan Utje Choeriah Hamid Suganda, mantan Bupati Kuningan yang juga penggagas proyek tersebut Aang Hamid Suganda, dan sejumlah pejabat setempat. Selain itu, hadir pula perwakilan pihak pelaksana pembangunan proyek. Jenis pekerjaan fisik yang kini sedang digarap pelaksana di area proyek tersebut, antara lain, pembuatan jalan menuju lokasi pembangunan tapak bendung beserta jalan-jalan pendukungnya, pembuatan terowongan pengelak, serta penataan lahan pendukung bangunan bendungnya. Terowongan pengelak dibangun untuk mengalihkan aliran Sungai Cikaro, anak Sungai Cisanggarung, selama proses pembangunan bendung berlangsung. Terowongan pengelak dibuat sepanjang 219 meter dengan diameter lubang 7 meter. Hingga Selasa (26/1/2016), terowongan itu sudah mencapai panjang sekitar 30 meter me-nerobos bukit. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Kuningan, Amirudin, menerangkan, total luas lahan untuk area bendungan itu direncanakan mencapai 284 hektare. Sementara luas area genangan diproyeksikan maksimum sekitar 220 hektare. Pada posisi genangan maksimum, bendungan itu memiliki daya tampung air sebanyak 25 juta meter kubik. Sebagian besar air dari bendurigan itu akan dimanfaatkan untuk irigasi pertanian di wilayah timur Kabupaten Kuningan, wilayah timur Kabupaten Cirebon, sampai ke Kabupaten Brebes.