Bandung.- PT PLN Distribusi Jawa Barat (DJB) segera menyelesaikan pendataan pada golongan pelanggan rumah tangga miskin dan rentan yang menggunakan daya 900 VA, tahun ini. General Manager (GM) PT PLNDJB Iwan Purwana mengatakan, pendataan ulang tersebut sesuai penugasan dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral. Menurut dia, pendataan penggunaan listrik golongan 900 VA akan dicocokan dengan dari TNP2K (Tim Nasioanl Percepatan Penaggulangan Kemiskinan). Iwan mengungkapkan, pendataan mengacu pada data dari TNP2K dalam mendefinisikan rumah tangga miskin dan rentan miskin. Tim tersebut menetapkan beberapa kriteria yang relatif lebih tepat. Data pengguna listrik berkapastitas terpasang 900VA dari Kementerian ESDM (Energi dan sumber daya Mineral) dan data rumah tangga miskin dari TNP2K, ada sedikit perbedaan. Nah kami terus melakukan cross check pengecekan akan dituntaskan sampai pertengahan 2016, tutur Iwan, kemarin. Dia mengungkapkan, pengecekan dilaksanakan di seluruh wilayah dan rayon PLN DJB yang berjumlah 15 area dan 91 rayon. Setelah itu, pihaknya akan memberlakukan penyesuaian tarif bagi pelanggan yang benar-benar berhak memperoleh subsidi dan nama yang non-subsidi. Adapun saat jumlah pelanggan listrik golongan 900VA di Jabar sekitar 4.182.453 pelanggan atau 18,47% total pelanggan R-1 nasional. Sekitar 1,2 juta pelanggan di antaranya masuk kategori rumah tangga miskin dan rentan miskin. Perlu diketahui,PT PLN persero secara bertahap mulai melakukan pendataan terhadap 4 juta pelanggan rumah tangga miskin dan rentan yang menggunakan daya 900 VA di Tanah Air. Keakuratan data untuk memberikan subsidi listrik tepat sasaran yang berhat diterima golongan rumah tangga miskin dan rentan. PLN wajib memastikan data pelanggan rumah tangga golongan tarif R1/450 VA dan R1/900 VA sebagai pihak yang berhak dusbsidi sesuai data BDT. Pada 2016, perbaikan data pelanggan tarif bersubsidi diproritaskan pada pelanggan dengan daya 900 VA.