BAPPEDA JABAR - Perdagangan Jabar Surplus
Perdagangan Jabar Surplus
08 January 2018 14:02

BANDUNG, PIKIRAN RAKYAT — Ditopang ekspor komoditas nonmigas, neraca perdagangan Jawa Barat selama Januari-November 2017 mencatatkan surplus 15,9 miliar Dolar AS. Angka tersebut naik 28 persen atau sekitar 3,52 miliar Dolar AS dibandingkan periode yang sama 2016. Ekspor komoditas non migas Jabar tercatat surplus 16,9 miliar dolar AS, sedangkan komoditas nonmigas defisit 981 juta dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dody Herlando memaparkan, secara umum neraca perdagangan Jabar selalu mencatatkan surplus. Namun, seiring membaiknya pasar global, khususnya negara-negara yang menjadi pasar utama Jabar angka neraca perdagangan Jabar meningkat signifikan.

Hal tersebut tercermin dari meningkatnya kinerja ekspor Jabar pada Januari-November 2017 yang tumbuh 14,76 persen menjadi 26,9 miliar dolarAS dari sebelumnya 23,4 miliar dolar AS pada periode yang sama 2016. Di sisi lain, kinerja impor Jabar minus 0,58 persen dari 10.967 miliar dolar AS menjadi 10,9 miliar dolar AS.

“Sepanjang 2017, hingga data per-November, neraca perdagangan Jabar selalu mencatatkan surplus. Angka surplus tertinggi tercatat terjadi pada Agustus lalu yang sebesar 1,7 miliar dolar AS,” ujar Dody, di Bandung, belum lama ini.

Dari sisi volume perdagangan luar negeri, sepanjang Januari-November 2017 terjadi surplus 2,7 juta ton yang disumbang komoditas nonmigas sebesar 4,7 juta ton, sedangkan komoditas migas minus 2 juta ton.

DIlihat dari transaksi perdagangan nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode terebut Jabar mengalami deficit dengan tiga negara, yakni Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan dengan total 1,99 miliar dolar AS. Sementara dengan negara utama lainnya, total surplus mencapai 7, 81 miliar dolar AS.

“Jabar dengan komoditas nonmigasnya menjadi salah satu provinsi yang menyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia,” ujar Dody.

Golongan Produk

Lebih lanjut dari sisi ekspor barang kinerja ekspor 10 golongan barang utama mayoritas menunjukkan peningkatan. Hanya ada dua golongan, yakni filamen buatan serta karet yang tumbuh  negatif. Sementara delapan golongan  lainnya mencatatkan pertumbuhan positif dengan peningkatan tertinggi terjadi di golongan kendaraan dan bagiannya (113,15 persen) kemudian mesin- mesin/ pesawat mekanik (24,35 persen).

Kinerja ekspor Jabar semester II-2017 meningkat signifikan. Kelompok yang konsisten meningkat dengan kinerja ekspornya tertinggi adalah kendaraan dan bagiannya, disusul barang-barang rajutan,” ujar Dody.

Dari sisi negara tujuan, tercatat dari 13 negara tujuan utama ekspor non migas secara kumulatif Januari-November seluruhnya menunjukkan peningkatan, kecuali Inggris yang turun 17,24 persen. Adapun pertumbuhan tertinggi pada periode tersebut tercatat terjadi pada ekspor ke Singapura, Thailand, dan TIongkok yang masing-masing tumbuh 38, 52 persen, 27,38 persen, dan 27,26 persen.

“Pangsa utama ekspor nonmigas Jabar masih belum menunjukkan perubahan, yang masih dikuasai Amerika Serikat dengan 17,65 persen, kemudian Jepang (9.90 persen), dan Thailand (7,50 persen),” ucap Dody.

Total ekspor nonmigas 10 golongan barang utama mencapai 19,36 miliar dolar AS atau setara dengan 72,62 persen total ekspor nonmigas Jabar. Sedangkan ekspor ke 13 negara tujuan utama mencapai 16, 37 miliar dolar AS atau memiliki peran 61,40 persen dari total ekspor nonmigas Jabar.

“Struktur ekspor Jabar Januari- November 2017 masih didominasi oleh komoditas hasil sektor industry pengolahan yang mencapai 98,27 persen, diikuti sektor pertanian (0,89 persen), sektor migas (0,83 persen), serta sektor pertambangan dan lainnya (0,01 persen)” kata Dody. (Yulistyne Kasumanigrum)

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022