Inilah, Bandung.- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menghimbau agar para petani Jabar tidak usah risau dengan permodalan. Heryawan mengintruksikan salah satu BUMD Jabar yakni Bank Jabar Banten untuk memberikan perhatian khusus memberikan permodalan bagi petani. “Bank Jabar Banten siap melakukan aksi jemput bola pada para petani yang membutuhkan modal,” ucap Heryawan dalam siaran pers yang diterima INILAH, Rabu (9/6/2016). Heryawan menyebut produk lokal petani Jabar menunjukkan perkembangan yang signifikan. Namun dari sisi permodalan, upaya petani menggenjot komoditas masih terbentur pada sulitnya pendanaan dari perbankan. Kami telah bersepakat dengan Bank Jabar Banten untuk menopang sektor permodalannya, jelasnya. Sebagai contoh, Heryawan menunjuk petani yang siap didukung permodalannya adalah para petani kopi dan teh. Saat ini kopi Jabar atau lebih dikenal dengan Java Preanger Coffe telah mendapatkan tempat di masyarakat mancanegara karena beberapa kali memenangkan ajang festival kopi berskala internasinal. “Pasar kopi dan teh asal Jabar terbuka di luar negeri, salah satunya Mesir, kata Heryawan. Menurutnya, salah satu potensi kopi yang bisa menerobos pasar dunia adalah kopi Garutan asal Kabupaten Garut. Meski memiliki kualitas kopi yang sangat tinggi, namun kopi daerah ini masih belum optimal dan butuh dorongan dari pemerintah serta perbankan. “Perkembangan produksi Kopi Garutan cukup baik di mana dari 26.000 hektar lahan kopi kini telah mencapai 32.000 hektar dengan produksi mencapai 17.100 ton/tahun. Pemprov Jabar sendiri mendorong sejak 2014 lalu dengan terus memberikan program pemberian bibit kopi,” paparnya. Dia menuturkan, dorongan agar Bank Jabar Banten menjemput bola kredit ke petani karena di daerah, kondisinya sudah banyak yang terjerat sistem ijon dan aksi beli spekulan. Petani mau tidak mau terjebak, karena mereka membutuhkan pembiayaan. Upaya jemput bola ini bisa mensejahterakan dan mengantisipasi petani dari para ijon, ujarnya. Ahmad Heryawan optimis penyaluran kredit Bank Jabar Banten ke para petani bisa sukses, karena sudah ada penandatanganan komitmen antara bank tersebut bersama bank BUMN lain dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang akan memfasilitasi komoditas kopi. “Selain subdisi, akses para petani terhadap perbankan harus dipermudah dan diperluas karena masyarakat petani tidak mau mengakses perbankan apabila bank mematok suku bunga yang tinggi,” tutur Heryawan.