BAPPEDA JABAR - Pengairan dari Jatigede Belum Maksimal
Pengairan dari Jatigede Belum Maksimal
22 January 2016 21:17

Sumber, (PR).- Meski air dari Waduk Jatigede sudah digelontorkan ke Bendung Rentang sejak beberapa hari lalu, saluran irigasi menuju sawah-sawah di wilayah barat Kabupaten Cirebon belum juga terairi. Dari 45.000 hektare sawah di wilayah Kabupaten Cirebon, pemerintah daerah setempat menyatakan baru tertanam sekitar 40%.

Menyikapi hal itu, sejumlah perwakilan daerah aliran waduk tersebut rencananya diundang Pemerintah Provinsi Jawa Barat hari ini, Kamis (21/ 1/ 2016) di Jatigede, Kabupaten Sumedang.

“Kamis (21/1/2016) ada rapat di Jatigede Sumedang. Intinya, Waduk Jatigede itu sudah digelontorkan. Tapi konyataannya di lapangan itu belum optimal,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan  Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, Rabu (20/1/2016).

Ali menduga, tersendatnya aliran air dari Jatigede dipengaruhi saluran-saluran irigasi yang belum dinormalisasi. Selain itu, ia juga memperkirakan penyaluran air terkendala sistem tata gilirnya di Bendung Rentang. Kedua hal itu diakui bukan menjadi kewenangan pemerintah daerahnya.

“Intinya memang terlambat tanam itu karena air belum optimal sampai ke sawah daerah Gresik, Kapetakan dan lannya,” katanya. Selebihnya, Ali mengaku akan mengonfirmasi kenapa penyaluran air dari sana tidak optimal kepada pihak pemerintah provinsi dalam kegiatan pertemuan di Jatigede tersebut. Kondisi pertanian yang belum membaik di Kabupaten Cirebon itu menjadi perhatian para petugas dari kementerian terkait di tingkat Provinsi Jawa Barat. Sejumlah petugas diakui Ali melakukan peninjauan Iangsung ke sawah-sawah di Kabupaten Cirebon yang harusnya teraliri air dari Waduk Jatigede, kemarin.

“Mereka menanyakan kondisi Waduk Jatigede. Kedua bagaimana reaksi tanam di sini. Saya langsung telefon Pak Kasno dari BBWS. Katanya, Jatigede sudah mengucurkan air maksimal ke Indramayu dan Kabupaten Cirebon,” kata Ali.

Belum ditanami

Menurut petugas kementerian yang ditemuinya, mereka sudah berkeliling melakukan peninjauan ke sawah-sawah ternyata alirannya dianggap masih belum optimal. Ketersediaan air di sawah-sawah warga tidak maksimal padahal beberapa di antaranya sudah melakukan pembibitan.

Para petani yang ditemuinya mengaku belum berani menanam karena ketersediaan air di saluran irigasi masih minim. Ketua Gabungan Kelompok Tani Jagapura 4 Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, Uug Kusaeni menyebutkan, sawah yang belum diolah di daerahnya mencapai hamper 1000 hektare luasnya.

“Sampai saat ini masih belum tanam karena airnya tidak ada. Perkiraan saya baru mulai tanam di pertengahan bulan Februari sampai Maret 2016,” kata Uug yang dihubungi kemarin.

Uug menyalahkan keterlambatan tanam di daerahnya disebabkan penyaluran air yang tidak optimal di saluran-saluran irigasi.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022