BAPPEDA JABAR - Pendidikan-Kesehatan Isu Penting Musrembang Jabar 2017
Pendidikan-Kesehatan Isu Penting Musrembang Jabar 2017
18 April 2016 19:24

Bandung, Antarajabar.com.- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengatakan ada sejumlah isu penting yang menjadi prioritas dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) untuk Penyusunan RKPD Jawa Barat 2017, diantaranya adalah pendidikan dan kesehatan.

“Kemudian ada daya beli masyarakat, ketahanan pangan, ketahanan keluarga, penanggulangan kemiskinan, penurunan angka pengangguran terbuka, alih kelola SMA/SMK, Pilkada serentak di Kabupaten/Kota dan pencapaian indikator kerja serta misi pada RPJMD Jabar,” kata Ahmad Heryawan saat membuka puncak Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) untuk Penyusunan RKPD Jawa Barat 2017, di Bandung, Kamis.

Ia menginginkan Musrenbang dapat menghasilkan kemajuan yang terarah, bisa mencapai pembangunan secara bersama – sama, juga dapat menyelesaikan masalah yang ada secara bersama – sama.

Untuk itu, kata Aher, perencanaan pembangunan penting dirumuskan secara matang dan perumusan rencana pembangunan yang ada perlu juga memperhatikan issu global dan nasional terkini, dalam berbagai aspek kehidupan.

Menurut dia supaya slogan “Smart Plan, for better living” yang dapat diartikan perencanaan yang cerdas untuk kehidupan yang lebih baik dapat dicapai.

“Silahkan untuk Kabupaten/Kota rumuskan dan titipkan sejumlah program pada Tim Provinsi, agar secara bersama- sama diusulkan untuk didanai oleh APBN. Tentu saja saya ingin menekankan bahwa perencanaan sangat penting,” kata dia.

Ia mengatakanc keberhasilan jarang terjadi tanpa perencanaan dan perencanaan kita berpijak pada berbagai hal, seperti kondisi global, nasional, yang mengitari semua kehidupan kita baik politik, sosial dan budaya.

Akan tetapi, kata dia, ada dua hal yang menurut Aher tidak bisa ‘digeser’ pada skala prioritas yang dirancang yaitu, satu pendidikan, dua kesehatan. Karena kedua-duanya adalah hal pokok.

“Pendidikan akan berkorelasi pada daya beli, yang berpengaruh sebanyak 94 persen pada kesejahteraan. Maka kita terus melakukan pembangunan di bidang pendidikan. Pembangunan kelas – kelas baru, dan bantuan pendidikan lainnya. Kita akan membangun 100 sekolah baru SMK/SMA,” kata dia.

Terkait dengan kesehatan, Aher mengungkapkan bahwa masalah kesehatan perlu didukung oleh tersedianya air bersih. Saat ini sebanyak 67 persen dan masyarakat Jawa Barat bisa mengkonsumsi air bersih, 33 persennya masih belum.

Disisi lain, masalah sampah juga berpengaruh pada masalah kesehatan dan sampah yang tak tertangani dengan baik, akan menjadi sumber penyakit, yang berpengaruh pada turunnya kesehatan masyarakat.

“Mungkin air dan sampah dulu perlu diselesaikan, baru kita fokuskan masalah kesehatannya,” katanya.

Sementara pada bidang perekonomian, lanjut Aher, saat ini Jawa barat masih tumbuh di angka 5,03 persen dengan rincian laju ekonomi Jawa Barat mempengaruhi 20 persen nasional.

Namun dalam perhitungan sensus ekonomi, ia menginginkan ada perbaikan.

“Kita harus bisa melakukan prioritas supaya bisa ‘men-triger’ urusan yang ada saat ini dan yang akan datang. Sekaligus saat ini kita sedang berusaha meluruskan sensus ekonomi kita. Sebab secara nasional, bahwa kontributor 43 persen PDB nasional adalah industri pengolahan,” katanya.

Ia mengutakan saat ini 53 persen manufakturing industri ada di Jawa Barat tetapi saat dinasionalkan peringkat Jabar malah menempati posisi tiga nasional.

“Mudah – mudahan sekarang ada sensus ekonomi dapat diluruskan masalah ini. Tekanan Industrinya ada di Jabar, tapi ketika bayar PPh Badan ada di Jalan Thamrin dan Sudirman, Jakarta,” ujar dia.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022