Inilah, Bandung – Selain reaktivasi rel kereta api, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menggenjot pembangunan Light Rail Train (LRT) Bandung Raya. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengusulkan agar pembangunan LRT dibiayai oleh pemerintah pusat melalui APBN. Sehingga tarif LRT Bandung Raya pun bisa lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat. “Itu baru usulan kita, pada dasarnya LRT Bandung Raya sepakat dibangun dan biayanya ada 2 alternatif, dari swasta atau APBN. Tapi kita berharap itu dari APBN,” ucap pria yang akrab disapa Aher, Kamis (18/2/2016). Aher tidak ingin tarif LRT Jakarta lebih murah ketimbang LRT Bandung. “Kalau begitu bagaimana kata dunia, ya minimal tarifnya sama, kalau lebih mahal kan lucu,” jelasnya. Menurut Aher, jika dana pembangunan menggunakan anggaran swasta, hal itu akan berpengaruh pada tarif. Aher khawatir jika swasta yang menangani tarifnya akan mahal. “Nanti tidak ada orang yang naiK LRT. Tapi yang jelas saya serahkan ke pusat bagaimana caranya, mungkin ada kontribusi dari Pemprov dan kabupaten/kota,” jelasnya Pemerintah daerah juga, lanjut Aher harus siap jika diminta berkontribusi dalam proses pembangunan. Pasalnya, pembangunan LRT Bandung Raya merupakan hal yang sangat penting. Sehingga hal tersebut bisa bersinergi dengan pembangunan kereta cepat. “Kalau tidak ada LRT akan ada persoalan jika kereta cepat sampai di Bandung, mau naik apa masyarakat, kan nggak mungkin naik angkot. Sekali datang 600 orang kan macet kalau pakai angkot,” ucap dia. Untuk dorongan anggaran dari APBN, pihaknya akan segera melayangkan surat ke pemerintah pusat. “Nanti kita akan kita kirim surat, mungkin ke presiden via kementerian perhubungan. Yang jelas kita cenderung untuk dibiayai oleh APBN supaya tarifnya murah dibandingkan dengan swasta yang akibatnya tarif akan mahal,” tutupnya.