Inilah, Bandung.- Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Pertanian melakukan penanganan banjir di wilayah Indramayu dan Karawang demi mempercepat penanaman padi periode Oktober-Maret. Hal ini karena musim kemarau akan terjadi mulai Juni. Kabid Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar, Uneef Primadi mengatakan tahun ini, pihaknya memasang target luas tanam padi sekitar 2 juta hektare. Adapun realisasinya hingga saat ini masih di angka 1 juta hektare. “Luas tanam kita masih kurang 1 juta hektare lagi, karena target produksi tahun ini sebanyak 12 juta ton,” ujar Uneef Primadi kepada wartawan di Hotel Horison, Jumat (26/2/2016). Melihat kondisi tersebut, pihaknya mendorong percepatan tanam bersama pemerintah pusat, BBWS, PSDA melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang berpotensi menghambat aliran air. Kegiatan ini juga melibatkan unsur TNI karena sebelumnya telah dilakukan penandatanganan kerja sama antara Menteri Pertanian dengan Panglima TNI. Dia menjelaskan perbaikan ini terpusat di Indramayu dan Karawang yang merupakan daerah lumbung padi. Khusus di Indramayu, dilakukan sodetan yang menghubungkan Dam Kumpul Kuista dengan saluran sekunder Jakawuryan sehingga mengairi Kecamatan Kerangkeng di 7 desa untuk seluas 500 hektare. Dilakukan juga rehabilitasi terhadap Dam tersebut. Rehabilitasi serupa juga dilakukan pada Dam Situnggak yang jebol. Dam tersebut berfungsi untuk mengalirkan air ke wilayah Cirebon melalui saluran Ciwaringin Blok Singajaya. Selain rehab Dam, dilakukan juga pengerukan secara gotong royong terhadap gorong-gorong yang mengalami penyempitan akibat sedimentasi dan sampah. “Kami akan menyediakan 4 unit pompa berukuran 6 inci untuk ditempatkan pada saluran buang mengingat lokasi sawah yang berada di atas elevasi air,” katanya. Sementara di Karawang, pihaknya akan melakukan pengerukan atau normalisasi di saluran buang di daerah pantai, seperti Kecamatan Tirtajaya, Cibuaya, dan Pakularang. Adapun kawasan Teluk Jambe yang kerap mengalami banjir direncanakan akan dikeluarkan dari RTRW karena terdapat saluran Pertamina di kawasan tersebut. Pihaknya menargetkan seluruh perbaikan dapat tuntas Maret mendatang agar petani bisa segera melakukan kegiatan tanam di bulan selanjutnya. Perbaikan ini juga sangat bermanfaat agar pasokan air bisa tetap lancar terutama saat musim kemarau di Juni. Selain itu, perbaikan ini juga dilakukan karena BMKG memperkirakan bakal terjadi Lanina, yakni terjadi kemarau basah di bulan September. Kondisi ini akan membuat tahun ini banyak diwarnai hujan. Meski pasokan air bakal berlimpah, pihaknya tidak merasa khawatir sawah para petani bakal terendam sehingga menimbulkan gagal panen. Hal ini karena petani di Jabar, khususnya di kawasan Pantura, terbilang pintar. Di antaranya menggunakan varietas padi yang tahan terhadap banjir. Sebagai bukti, pada pertengahan Februari lalu tercatat sebanyak 7.000 hektare sawah di Jabar sempat terendam air dalam jumlah banyak. Namun ternyata, air di sawah tersebut surut sehingga terhindar dari gagal tanam. “Petani di kita sangat cerdas, mereka telah menggunakan varietas padi yang toleran terhadap rendaman seperti Inpari dan Cilamaya Muncul,” pungkasnya.