BAPPEDA JABAR - Pemkab Sumedang akan Luncurkan Program Kota Welas Asih
Pemkab Sumedang akan Luncurkan Program Kota Welas Asih
12 December 2015 18:55

SUMEDANG, (PRLM).- Setelah sukses menelurkan program Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS), Pemkab Sumedang akan meluncurkan program baru yakni Sumedang Compassionate City (Kota Welas Asih). Program tersebut, rencananya akan dideklarasikan 22 Desember nanti bertepatan dengan Hari Ibu.

“Kenapa deklarasinya bertepatan dengan hari ibu? Karena kasih sayang ibu jauh lebih besar,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang H. Zaenal Alimin, di ruang kerjanya, Jumat (11/12/2015).

Program Kota Welas Asih (KWA), sebuah model atau konsep yang di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur kasih sayang yang akan dibangun dalam tatanan sosial kemasyarakatan dan aktivitas pemerintahan.

Hal itu, terutama di lingkungan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemkab Sumedang dalam melayani kepentingan masyarakat. Semua aktivitas masyarakat dan kinerja pemerintahan dijalankan dengan berbasis welas asih (kasih sayang).

“Melalui program KWA ini, kami sengaja ingin membangkitkan kembali spirit dan motivasi di masyarakat dalam memelihara kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika berinteraksi di lingkungannya. Nilai-nilai kasih sayang itu pun, akan kami terapkan di lingkungan pemerintahan. Dalam Al-Quran juga, Allah SWT juga sudah mengisyaratkan kepada kita semua untuk menjaga nilai-nilai kasih sayang pada sesama. Itu yang melatarbelakangi kami untuk meluncurkan program Compassionate City dalam membangun Sumedang,” ujar Zaenal Alimin.

Program KWA, bukan program parsial, melainkan sebuah program universal dan komprehensif yang akan ditanamkan dalam gerak langkah pembangunan.

Program KWA tak mesti tercatat secara tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau pun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Justru nilai kasih sayang, menjadi ruh dalam mengimplementasikan RPJMD dan RKPD.

“Sekali lagi, KWA ini sebuah model yang didalamnya mengadung nilai-nilai luhur kasih sayang yang akan ditanamkan dalam semua aktivitas di pemerintahan maupun di lingkungan masyarakat. Dengan berlandaskan kasih sayang, diharapkan kita bekerja ikhlas hingga secara tidak langsung dapat menanamkan sifat akhlakul karimah dalam membangun Sumedang yang lebih baik,” tuturnya.

Zaenal Alimin mengatakan, program KWA tidak bertolak belakang dengan visi Sumedang “Senyum Manis/Sejahtera, Nyunda, Maju, Mandiri dan Agamis”. Justru sebaliknya, menyatu di dalamnya. Menyejahterakan masyarakat dengan sentuhan kasih sayang.

Begitu pula dalam menanamkan nilai-nilai kesundaan, memajukan dan memandirikan pembangunan Sumedang termasuk mengajarkan nilai-nilai agama. Pelaksanaan visi tersebut, semuanya berpijak pada rasa kasih sayang.

“Jadi, sangat naif dan berpikiran dangkal, apabila ada orang yang meragukan dan mempertanyakan program KWA tersebut hanya gara-gara tidak tercatat dalam RPJMD, RKPD dan dianggap bertolak belakang dengan visi Sumedang ‘Senyum Manis’. Kasih sayang ini diajarkan dalam agama yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menjalankan roda pemerintahan,” ujarnya.

Banyuwangi dan Bandung, contoh daerah yang sudah menerapkan Kota Welas Asih, tanpa harus tercatat dalam RPJMD dan RKPD. Bahkan Bandung sudah lebih maju melangkah dengan menelurkan program Green City dan Smart City. “Memang Sumedang ini kabupaten bukan kota. Namun, arti dari kota dalam Compassionate City ini wilayah perkotaan,” ucapnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, penerapan program KWA, lebih aplikatif yang akan diterapkan dalam berbagai kegiatan di masyarakat dan pembangunan daerah. Seperti halnya yang sudah dilakukan oleh warga Kelurahan Regol Wetan, Kec. Sumedang Selatan.

Mereka menggelar kegiatan “Balakecrakan ti Wengi” atau Cullinary Nights Sabtu (21/11/2015) lalu. Kegiatan tersebut sebagai bentuk dukungan terwujudnya Sumedang sebagai Kota Welas Asih.

“Dalam kegiatan tersebut, tak hanya makan bersama dan berjualan saja, tapi ada nilai tambah di dalamnya, yaitu terdapat potensi kuliner yang bisa dikembangkan di daerah itu dengan bingkai kebersamaan dan kasih sayang,” tuturnya.

Dalam penataan kota pun demikian. Alun-alun Sumedang akan dibuka untuk ruang publik. Upaya itu sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang pemerintah terhadap hak-hak masyarakat yang membutuhkan ruang berkumpul, refreshing menikmati pemandangan alam, ruang berinteraksi dan pemenuhan kebutuhan lainnya.

Saat ini pun Pemkab Sumedang sedang membangun trotoar di wilayah perkotaan Sumedang. Trotoar itu tak hanya berfungsi untuk berjalan kaki saja, melainkan bisa difungsikan untuk tempat bersantai, foto bareng, jalan santai dan lain-lain.

“Di atas trotoar itu, akan disediakan kursi taman, diterangi lampu jalan dan sarana lainnya supaya masyarakat bisa menikmati keindahan kota di malam hari. Semua itu bagian dari program Kota Welas Asih,” tutur Sekda Zaenal Alimin.

Sebelumnya, Wabup Eka Setiawan sangat mengapresiasi inisyiatif warga Regol Wetan dalam penyelenggaraan “Balakecrakan Nights” guna mendukung program KWA.

Wabup juga mengajak daerah lainnya untuk melakukan hal yang sama. Upaya penataan kota Sumedang menuju Kota Welas Asih secara bertahap akan terus dilakukan.

“Kegiatan ini langkah awal dalam rangkaian kegiatan Cullinary Nights yang akan kita laksanakan dalam mendukung program Compassionate City . Program KWA akan dideklarasikan 22 Desember mendatang,” ujar Eka Setiawan.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022