CIBINONG, (PR).- Pembangunan Jalan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) akan segera terwujud. Pelaksana Tugas Kepala Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Bogor AW Ganjar memastikan itu setelah menyatakan pembebasan tanah di lokasi pembangunan hampir selesai. “Untuk (pembebasan lahan) Tol Bocini saat ini hampir selesai 100% karena kemarin ada pembayaran dan proses konsinyasi. Tinggal perapian administrasi saja,” kata Ganjar saat ditemui di Pendopo Kabupaten Bogor, Selasa 17 Januari 2017. Setelah tim pembebasan tanah dari pemerintah daerahnya menyelesaikan tugas artinya pembangunan bisa lebih cepat. Pembangunan jalan tol yang menghubungkan Jalan Tol Jakarta Bogor Ciawi ke Sukabumi itu kata Ganjar ditargetkan selesai pada tahun ini sesuai harapan Presiden Joko Widodo. Keberadaan jalan tersebut diharapkan bisa menyelesaikan masalah kemacetan di kawasan Puncak Kabupaten Bogor. Proses pembebasan lahan untuk pembangunan tersebut diakui sempat terkendala pada lima bidang tanah wakaf yang digunakan sebagai pemakaman umum. Lokasi lahan yang terakhir dibebaskan menurut Ganjar berada di wilayah Desa Watesjaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. “Kendalanya di persyaratan, ada tumpang tindih masyarakat. Harganya juga dianggap tidak sesuai. Sekarang itu sudah selesai,” kata Ganjar menegaskan. Pemerintah provinsi mendorong pembebasan lahan melalui konsinyasi agar tahapan pembangunan seksi I Ciawi-Cigombong bisa dipercepat. Konsinyasi dilakukan di 89 bidang di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Dalam satu kesempatan di Bandung, Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan informasi tersebut berdasarkan laporan dari Satuan Kerja Tol Bocimi. Konsinyasi dilakukan agar pada awal 2017 proses pengerjaan fisik bisa dikebut. Adapun 89 bidang yang dikonsinyasi terdiri dari 20 bidang di Kota Bogor dan 69 di Kabupaten Bogor dengan total luas 48,134 hektar. Iwa merasa lega karena ada perkembangan positif yang ditunjukan oleh pembebasan tanah wakaf yang selama ini mengganjal proyek tersebut. “Justru pembebasan tanah wakaf menggembirakan. Ada surat rekomendasi bupati yang sudah diterbitkan sebagai dasar percepatan pembayaran tanah pengganti. Ada yang tanahnya tengah divalidasi BPN, ada tanah pengganti yang sudah disetujui Nazhir dan diukur BPN,” katanya. Iwa menuturkan, kebutuhan lahan itu penting karena perkembangan fisik seksi I yang dibagi menjadi 5 paket pekerjaan hingga 18 Desember 2016 baru mencapai 21,40%. Paket I seksi I yang dikerjakan oleh PT Waskita-Wijaya Karya merupakan yang tertinggi pencapaiannya dengan 35,5%, sementara untuk paket II seksi I yang dikerjakan Waskita Karya terendah dengan realiasi 1,2%. Jika pembebasan lahan secara bertahap selesai, ujar Iwa, maka proses pembangunan fisik akan mengikuti. Menurut dia, dalam pembangunan tol saat ini, kontraktor tidak lagi menunggu lahan terbebas kumulatif melainkan fisik digenjot sesuai lahan yang ada. Selain masalah lahan, diakui Iwa, terdapat kendala lain dalam pengerjaan tol proyek strategis nasional tersebut. Kondisi cuaca dengan hujan yang berkepanjangan menjadi tantangan dalam pengerjaan proyek tersebut. Pada periode September-November saja hujan rata-rata mencapai 24 hari/bulan. “Ini salah satu permasalahan lapangan, solusinya kontraktor melakukan pemasangan terpal di lokasi timbunan yang memungkinkan, kontraktor juga didorong untuk memaksimalkan pekerjaan struktur,” ucap Iwa.