BAPPEDA JABAR - OJK: Jabar Tangguh Hadapi MEA
OJK: Jabar Tangguh Hadapi MEA
03 February 2016 22:08

Bandung, Sindo.- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri jasa keuangan di Jawa Barat untuk meningkatkan kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan angka pertumbuhan rata-rata 2,9% per tahun pada 2015, Jabar dinilai mampu meningkatkan daya saing, khususnya menghadapi era Masyarat Ekonom Asean (MEA). “Jangan takut dengan kedatangan MEA, apalagi untuk pertumbuhan ekonomi Jabar yang di atas rata-rata nasional. Kuncinya, industri jasa keuangan di wilayah ini harus memfasilitasi para pengusaha di sektor UMKM dan start up business di Jabar yang didominasi kalangan muda,” ujar Ketua Dewan Audit dan Anggota Dewan Komisioner OJK Ilya Aviant, dalam pertemuan tahunan OJK KR 2 Jabar dengan pelaku industri keuangan di Jabar di Inter Continental Resor Dago Pakar kemarin.

Tak hanya mengawal industri keuangan, Ilya juga mengungkapkan OJK juga terus mendorong percepatan akses keuangan daerah di Jabar. “Dengan adanya MEA, justru pelaku usaha harus lebih semangat dalam meningkatkan kualitas. Jangan sampai kita kalah bersaing. Ke depannya percepatan akses di daerah akan dibuat MOU-nya,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala OJK KR 2 Jabar Sarwono mengatakan, perekonomian Indonesia pada tahun ini diperkirakan masih akan diwarnai beberapa tantangan. Ia berharap sektor jasa keuangan mampu menjadi pilar penopang dan roda penggerak bangunan ekonomi nasional untuk tetap turnbuh lebihbaik. Sarwono menuturkan, OJK akan fokus pada dua perhatian utama untuk menggairahkan kegiatan ekonomi produktif, yakni meningkatkan kemampuan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas. Selain itu, OJK juga mendorong pemanfaatan sektor jasa keuangan untuk pembiayaan-pembiayaan yang memerlukan sumber dana jangka panjang dan mendorong korporasimen jadi lokomotif perekonomian nasional.

“Dengan penguatan kedua area di atas, kami yakin akan dapat memperbaiki struktur ekonomi nasional. Apalagi jika selu ruh potensi sektor jasa keuangan di Jabar dapat ikut diintegrasikan, sehingga menghasilkan sinergi yang besar untuk mendukung upaya pencapaian pertumbuhan yang lebih berkesinambungan,” ujar Sarwono.

Pihaknya pun akan mendirikan pusat pengembangan keuangan mikro dan inklusi (OJK Proksi) guna memfasilitasi kegiatan penelitian, pengembangan kapasitas pelaku industri jasa keuangan, dan pengembangan UMKM, baik di pusat mau pun di Jabar.

Sementara menyoal percepatan akses keuangan daerah, lanjut Sarwono, dibutuhkan peran aktif pemerintah daerah untuk menindaklanjuti program ini. Dalam waktu dekat harus dibentuk tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) dengan Kementerian Dalam Negeri dan lembaga terkait lainnya.

“Berbagai prioritas kebijakan di sektor perbankan, pasar nomilij modal, industri keuangan non-bank (IKNB) akan menjadi fokus perhatian kami, termasuk edukasi dan perlindungan konsumen,” katanya.

Per November 2015, aset perbankan di Jabar tercatat tumbuh sebesar 11,72% YOY (11,87% ytd). Sementara DPK juga tumbuh sebesar 12,02% dan yoy (9,64% ytd). Sedangkan 10,471 kredit bertumbuh 9,67% yoy (7,96% ytd).

Kendati masih diwarnai tantangan, tahun ini OJK KR 2 Jabar akan terus berupaya menjaga stabilitas sistem keuangan di Jabar agar tetap kuat dan menjadi mesin penggerak ekonomi, baik regional maupu nasional. Selain itu, di sektor perbankan tahun ini rencana bisnis yang disampaikan oleh tujuh bank umum di Jabar, terlihat adanya optimisme kuat. Hal ini ditandai dengan angka pertumbuhan aset yang diperkirakan tumbuh 8,85%, kredit 15,77% dan dana pihak ketiga (DPK) 10,47%.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022