Bandung, Bappeda Jabar.- Untuk meningkatkan keterpaduan dan sinergitas pembangunan wilayah regional Jawa-Bali, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan Regional (Musrenbangreg) Jawa-Bali tahun 2016 bertema Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Melalui Konektivitas Infrastruktur Sektor Pertanian dan Kelautan. Di tahun 2016 ini, Bappeda Provinsi Jawa Barat didaulat sebagai penyelenggara dan tuan rumah Musrenbangreg Jawa-Bali. Kegiatan berlangsung di dua tempat, yakni Hotel Prama Grand Preanger Bandung dan Kantor Bappeda Provinsi Jawa Barat selama tiga hari, 28-30 November tahun 2016. Peserta utama Musrenbangreg adalah Gubernur, Kepala dan Perwakilan Bappeda di tujuh provinsi yakni Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Bali. Serta juga diundang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Jawa Barat dan sejumlah unsur pemerintah daerah seperti Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Kapolda Jawa Barat, Pangdam III Siliwangi, dan Asisten Daerah Provinsi Jawa Barat. Musrenbangreg Jawa Bali tahun 2016 bertujuan mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan dan isu strategis bersama di bidang pemerintahan dan pembangunan antar Provinsi di Jawa dan Bali serta mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat. Sejalan dengan itu, diharapkan agar kegiatan tahunan tersebut dapat mempererat kerja sama pembangunan antar Provinsi di Jawa-Bali. “Sesungguhnya, ketika bicara Musrenbang Jawa-Bali, tentu kita perlu menghayati hakikat pertemuan pada hari ini, hakikat sesungguhnya adalah kita sedang berupaya bagaimana dapat menyejahterakan masyarakat kita, khususnya masyarakat di Pulau Jawa-Bali,” ujar Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Ir. Yerry Yanuar, MM selaku Ketua Penyelenggara, saat membuka kegiatan Musrenbangreg Jawa-Bali tahun 2016 di Aula Soehoed Warnaen Kantor Bappeda Jawa Barat (29/11/2016). Yerry menambahkan, bahwa pelaksanaan Musrenbangreg yang terhitung ke enam kalinya tersebut dapat mendorong Pemerintah Provinsi di Jawa-Bali untuk mengukur kemajuan daerah masing-masing sejak penyelenggaraan di tahun 2010 lalu. “Ternyata kegiatan kita ini sudah hampir berusia 6 tahun, sejak diselenggarakan di tahun 2010. Ini menjadi cerminan buat kita untuk kita mengoreksi diri kita sampai sejauh mana perkembangan pembangunan dari tahun 2010 sampai 2016 ini,” tutur Yerry Yanuar. Seusai pembukaan, Musrenbangreg dilanjutkan dengan agenda penyampaian kebijakan serta strategi perencanaan pembangunan Wilayah Regional Jawa-Bali oleh para narasumber dari Kementerian, penyusunan Rekomendasi Gubernur se-Jawa Bali, Rapat Kerja Gubernur serta penandatanganan Deklarasi Jawa Barat.