ANDUNG — Rabu, (31/1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat menggelar Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Pembangunan di Wilayah Jabar Selatan dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan di Ruang Sidang Soehoed Warnaen Bale Wiwaha, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung. Rapat yang dihadiri perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman serta beberapa kepala daerah tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar. Dalam sambutannya Ia menuturkan kemiskinan di Jabar Selatan tidak hanya persoalan pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Namun, sambung dia, persoalan infrastruktur menjadi sangat penting untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat. “Dibandingkan Jabar Utara, Jabar Selatan tertinggal nyaris semua dari Timur ke Barat. Kantong-kantong kemiskinan itu di Jabar Selatan dan nyaris sebagian besar,” kata Deddy Menurutnya daerah-daerah di Jabar Selatan dianugerahi dengan wilayah laut dan tanah yang luas. Namun, sambung dia, masyarakat di wilayah tersebut tidak memiliki akses lebih untuk mengembangkan potensi-potensi alam tersebut. Deddy mengatakan wilayah Jabar Selatan meliputi Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran, Cianjur dan Sukabumi. Keenam wilayah tersebut merupakan kantong-kantong persoalan kemiskinan di Jabar. “Semua terkendala tanah enggak punya, kapal besar enggak, pelabuhan juga, ini hal yang sangat besar. Jadi 6 kabupaten dan kota itu memberi masukan kira-kira apa yang urgent bisa sangat cepat mendongkrak kesejahteraan mereka,” tutur dia. Ia menyebut keberadaan infrastruktur yang memadai, aktivitas industri, perdagangan, hingga pariwisata bisa berjalan dengan baik. Sehingga, sambung dia, pemerintah tengah melakukan pemetaan potensi-potensi yang jadi skala prioritas. “Kalau akses enggak ada maka daya saing (perdagangan, industri) kurang, aksesnya seperti apa yang dibangun. Misalnya lebih baik bangun pelabuhan, bandara, jalan tol atau jalan non tol diperluas. Kalau akses tersedia, pariwsata juga terangkat,” kata dia. Ia mengatakan persoalan kemiskinan di Jabar Selatan ini mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Pusat. Ada 17 kementerian terkait akan memberikan bantuan-bantuan terutama dalam segi anggaran di luar APBD provinsi, kabupaten dan kota. Ia berharap pengentasan kemiskinan di wilayah Jabar Selatan ini bisa diselesaikan dalam jangka waktu 5 tahun. Sehingga, sambung dia, perlu langkah-langkah yang terintegrasi antara pemerintah daerah dengan pusat. “Saya kira 2018 sampai 2023 harusnya ada kemandirian dari masyarakat baik ekonomi, sosial, politik. Tahun ini dilakukan dengan skala prioritas yang ada. Inginnya pelayanan dasar dibiayai APBD, kalau infrastruktur skala besar dari APBN,” tutur Deddy.