BAPPEDA JABAR - Kreativitas dan Pengembangan Harus Seiringan 
Kreativitas dan Pengembangan Harus Seiringan 
24 February 2017 17:01

BANDUNG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan kerajinan dan kreativitas tidak dapat dipisahkan melalui upaya pengembangan. “Yang namanya produk kreatif itu biasanya umurnya pendek, kalau ada yang kreatif tentunya produk kita akan kalah,” katanya.

“Sebetulnya, kata kuncinya bagaimana ide itu atau kreatifitas itu harus terus di mantaince.  Sehingga produknya terus update, produknya terus mengikuti perkembangan jaman dan mengikuti selera msayarakat,” ujar Netty usai acara Launching Mini Gallery IM & CO Irna Mutiara di Komplek Persada Asri III Blok R No. 1 Rancabolang Kota Bandung, Rabu (15/1/17).

Maka Dekranasda Provinsi berusaha dengan menjemput bola, mendatangi para pengrajin yang memang mengalami masalah dalam usahanya. Seperti permodalan, mesin dan sarana promosi dari produk yang dihasilkan. Sehingga ada program kerja yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas produk dan SDM melalui pembinaan dan pelatihan.

Beberapa waktu lalu UNESCO Global Geopark (UGG) mensyaratkan adanya pemberdayaan ekonomi di kawasan Geopark. Netty dan Dekranasda Provinsi Jawa Barat sudah memformulasikan program untuk melakukan pembinaan dan memberdayakan  masyarakat. Melalui diikutsertakan pelatihan kerang dan kelapa, tentunya disana banyak tumbuh pohon kepala dan kerang laut. Dengan melibatkan pengusaha kerang di Cirebon yang sudah maju, untuk melakukan pembinaan dikawasan Ciletuh.

Selain itu juga, ungkap Netty, saat ini isu lingkungan juga sudah mengemuka kita akan menggulirkan program upcyling sampah. Seperti tempat yang pernah kita kunjungi di daerah Bogor, ada Kampung Rancage yang melakukan sebuah kegiatan di tengah masyarakat dengan upcyling koran. Jadi koran bukan hanya di recycle tapi diubah menjadi bentuk baru yang bernilai ekonomis.

“Yang sudah dilakukan Kampung Rancage ini sungguh luar biasa. Mereka sudah punya produk-produk yang berkualitas ekspor bahkan memang sudah diminta oleh beberapa buyer. Baik di Korea berupa cover note, kemudian tempat olive oil dan untuk hantaran yang perlu dikirim itu untuk Kanada dan Amerika,”  katanya.

Selanjutnya, Netty bersama Dekranasda mencoba untuk meningkatkan kualitas bordir yang saat ini sudah sangat tersohor. Guna meningkatkan kualitas tentunya dilakukan upaya pembinaan yang terkait dengan proses regenerasi. “Jadi bukan hanya Ibu-Ibu bermutu alias bermuka tua tapi harus ada generasi muda yang mulai menekuni utamanya untuk meningkatkan kualitas produknya,” lanjutnya.

Menurut Netty jika regenerasi ini terus dilakukan Bordir akan bertahan lama dan kreativitas perwarnaan pada kain akan lebih bervariatif. Selain regenerasi, penyediaan sarana dalam proses pembuatan juga sama pentingnya.  Karena pengrajin mengatakan mesin itu terbatas, artinya produk yang dihasilkan juga terbatas padahal kemungkinan permintaan meningkat.

Ketika disinggung daerah mana yang lebih maju dan masih berkembang, Netty berpendapat Dekranasada Provinsi Jawa Barat memiliki penilaian yang subjektif bahwa setiap kabupaten/kota. Karena memiliki karakter, sumber daya manusia dan perangkat yang berbeda.

Terkadang yang menjadi tantangan oleh para pelaku usaha yaitu proses promosinya. Netty menuturkan masih ada yang memperluas promosi dengan bersolo karir dan namun tidak sedikit juga didukung oleh pemerintah daerahnya. Nah yang besolo karier mungkin tidak ada salahnya untuk memberikan pengalaman dan berbagi ilmu dengan para pengrajin pemula.

“Ada yang memang dibantu, dibina oleh pemerintah daerahnya. Yang kita harapkan ada kolaborasi, pemerintah daerah memberikan pelatihan bagi para pemula yang memang perlu mendapatkan bantuan dan pendampingan. Sementara yang sudah maju engga ada salahnya ya berbagi ilmu dan pengalaman, sehingga majunya maju bersama bukan maju sendirian,” pungkasnya. (Humas Jabar)

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022