BAPPEDA JABAR - Ketahanan Pangan dan Gizi Jabar
Ketahanan Pangan dan Gizi Jabar
26 November 2014 12:58

Rapat sinergitas pelaksanaan RAD ( Rancangan Anggaran Daerah ) pangan dan gizi di Provinsi Jawa Barat (Jabar) digelar hari ini, Rabu (26/02) pada pukul 09.00 WIB, di ruang sidang Operasional Room Bappeda Jabar, Jl. Ir. H. Djuanda no. 287. Bandung.

Acara yang dipandu oleh Kepala Subbid Kependudukan dan Kesehatan, Teguh Kristianto, S.Si., M.Si ini di isi dengen diskusi dan  dimaksudkan agar pelaksanaan RAD pangan dan gizi bisa sinergis antara Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Menurut salah satu narasumber, Lilis (Badan Ketahanan Pangan Jabar), memahami maksud ketahanan pangan sangan penting. Ketahanan pangan dimaksudkan kondisi terpunuhinya pangan bagi Negara sampai ke perseorangan yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup baik jumlah, mutu, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk hidup sehat, aktif, produktif secara berkelanjutan. Hal itu tertuang dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang pangan.

“Mengkonsumsi makanan secara variatif, (satu minggu tanpa nasi diganti oleh umbi2an) dengan tetap mempertimbangan kebaikan gizi. Bahkan Gubernur Jabar pernah menghimbau untuk tidak mengkonsumsi nasi pada setiap hari Rabu, hal itu adalah salah satu upaya ketahanan pangan.” ujarnya.

Dalam upaya peningkatan daya saing, seluruh icon Jabar terkait pangan harus dipertahankan kelestariannya, misalnya : mangga gincu, domba Garut, ayam pelung, ikan nirwana, kopi arabika dll, agar Jabar tetap mempunyai ciri khas dan keunikannya.

Sementara itu, terdapat masalah dan tantangan ketahanan pangan, diantaranya rata-rata kepemilikan lahan pertanian sangat sempit, kondisi lahan yang berbeda antara wilayah Jabar Utara dan Jabar Selatan, masih banyak jaringan irigasi yang tidak berfungsi, dan Jabar terbilang daerah yang rawan bencana.

Hal yang tidak kalah penting terkait pangan adalah memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama yang terjadi pada makanan pasar dan jajanan sekolah. Menurutnya, masyarakat sering kali tidak memeperhatikan, memahami bahaya bahan makanan yang mereka gunakan, seperti bahan pewarna dan bahan pengawet.

Untuk itu, demi jaminan keamana pangan, BKP Jabar telah berupaya melakukan penanggulangan, diantaranya; (1) sosialisasi terhadap sekolah-sekolah, komite sekolah dalam memberikan pemahaman terkait pentingnya menjaga keamanan makanan. (2). Memberikan pelatihan pada pedagang-pedagang sekolah. (3) Diberikan pengetahuan menganai bahan-bahan yang alami untuk makanan.

Beliau menambahkan bahwa, “dalam menjaga keamanan pada makanan yang dikonsumsi oleh anak sekolah sebagai generasi bangsa, peran komite sekolah dan orang tua sangat penting untuk terus memberikan pemahaman pada mereka” pungkasnya.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022