TASIKMALAYA, (PR).- Pemerintah Kota Tasikmalaya sepakat menjalin kerja sama dengan lima negara delegasi ASEAN, Eropa, dan Timur Tengah. Perjanjian kerja sama itu disepakati dalam Tasikmalaya Investment Expo and Conference (TIEC) yang digelar di Hotel Santika, Kota Tasikmalaya, Senin 16 Oktober 2017. Penanggung Jawab operasional TIEC, Wawan Gunawan, mengatakan bahwa dalam TIEC 2017, Pemerintah Kota Tasikmalaya telah menandatangani perjanjian kerja sama di berbagai bidang dengan lima negara. Lima negara tersebut di antaranya Filipina (Pemkot Baller), Palestina, Singapura, Malaysia, dan Jerman. Kolaborasi investasi juga dilakukan dengan Pemkab Wonosobo. Menurut Wawan, salah satu bidang yang dikerjasamakan yakni kerja sama di bidang pertanian. Pemkot Tasikmalaya akan memfasilitasi petani beras hitam untuk bisa memasarkan produknya di Singapura. Ada pula kerja sama di bidang pengelolaan sampah antara Kota Tasikmalaya dengan Singapura. “Kerja sama pemasaran kerajinan khas Tasikmalaya jadi fokus kami. Kita ingin memasarkan mendong. Bahkan, Singapura akan membantu realisasi kampung mendong di Purbaratu,” kata Wawan. Tak hanya kerja sama dalam bidang industri dan perdagangan, Pemkot Tasikmalaya juga bakal berkolaborasi di bidang pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Penandatanganan kerja sama akan dilakukan dengan negara Jerman. Potensi dan kolaborasi Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, menyatakan bahwa kerja sama dan kolaborasi investasi tersebut akan membuka peluang bagi Kota Tasikmalaya untuk mengembangkan potensi yang ada. Melalui TIEC, Pemkot Tasikmalaya mencoba memfasilitasi pengusaha kerajinan untuk selangkah lebih maju dengan mengekspor produknya ke lima negara tersebut. “Kita buka peluang kerja sama, tetapi tetap kita harus ingat jangan sampai kerajinan ini diklaim negara lain,” ucap Budi. Sementara itu, ‎perwakilan delegasi organisasi kamar dagang industri Singapura, Jerry Tan, menyatakan bahwa peluang ekspor kerajinan Kota Tasikmalaya ke negara-negara jasa seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina cukup tinggi. Sayangnya, akses menuju Kota Tasikmalaya masih sulit, sehingga perlu ada percepatan akses di wilayah Priangan Timur untuk mendongkrak investasi. Jerry menyatakan, jika akses menuju Kota Tasikmalaya semakin dekat, tidak menutup kemungkinan peluang investasi negara-negara asing ke Kota Tasikmalaya akan terbuka lebar. Kendati demikian, Jerry mengatakan, tetap akan bekerja sama dengan Kota Tasikmalaya dalam upaya mengembangkan industri kerajinan khususnya kerajinan mendong. Nantinya, Singapura akan membantu realisasi Kampung Mendong di kawasan Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya. Singapura akan mencoba memfasilitasi agar produk kerajinan mendong ini dapat dipasarkan di Singapura. Tak hanya Singapura, Pemerintah Kota Baller, Filipina juga menyatakan kesiapannya untuk berkolabrasi dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Nantinya produk kerajinan Kota Tasikmalaya dapat dengan mudah dipasarkan di Baller yang dikenal sebagai kawasan wisata. “Kami sudah bicarakan masalah kerja sama ini tahun lalu, dan tahun ini MOU sudah ditandatangani. Kita pilih Tasikmalaya karena barang-barang kerajinannya bagus, dan layak dipasarkan di kawasan wisata di sana,” kata Wali Kota Baller Nelianto C Bihasa. (Windiyati Retno Sumardiyani)