Kebonkawung, (GM).- Keberadaan kereta cepat Bandung-Jakarta dengan waktu tempuh 36 menit tidak akan mempengaruhi eksistensi PT Kereta Api Indonesia (KAI). PT KAI tidak khawatir jumlah penumpang kereta api turun akibat kehadiran kereta cepat tersebut. Hal itu diungkapkan Kepala Humas PT KAI Daerah Operasioal (Daop) 2 Bandung, Zunerfin kepada wartawan, Selasa (26/1). Dikatakan, PT KAI telah memiliki pangsa pasar sendiri. Begitu juga dengan kereta cepat yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2019. Di sisi pelayanan, Zurnefin mengklaim, PT KAI memiliki ke-unggulan dibandingkan dengan kereta cepat. “Kami memiliki keunggulan dibandingkan dengan kereta cepat. Kami melayani penumpang langsung ke pusat kota baik Jakarta maupun Ban-dung tidak kepinggiran. Sehingga hal ini yang akan menjadi pertimbangan dari masyarakat untuk tetap memilih kami dalam hal angkutan jasa kereta api, ungkapnya Di sisi lain, lanjut Zurnefin, PT KAI semakin tertantang untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan. PT KAI pun semakin terdorong untuk semakin meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pelayanan kepada penumpang. Tentunya, kita akan semakin memperbaiki kinerja dan pelayanan kepada para penumpang yang selama ini sudah menjadi pelanggan setia PT KAI, ungkapnya. Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Joko Setiawan menyatakan, keberadaan kereta cepat tidak akan mengganggu operasional kereta api (KA) reguler PT KAI dan juga jasa travel. Pasalnya, permasalahan kemacetan yang terjadi di kota-kota besar termasuk Jakarta dan Bandug hingga saat ini belum juga terselesaikan dengan baik. Dengan demikian, untuk menuju pusat kota setelah menggunakan kereta cepat masih membutuhkan waktu yang cukup lama diakibatkan karena kemacetan yang masih terjadi, katanya. Sama saja Ia menyebutkan, survei yang dilakukan pihak kereta cepat yang menyebutkan sebanyak 6o persen penumpang KA reguler akan beralih ke kereta cepat sangat tidak mungkin terjadi. Pasalnya, untuk menuju pusat kota dari Stasiun Hakim dan juga Stasiun Gedebage membutuhkan waktu yang lama akibat kemacetan. Jadi kalau dihitung, sama saja saat penumpang menggunakan KA reguler atau travel saat menuju Jakarta dari Bandung ataupun sebaliknya, ucap Joko. Menurutnya, kereta cepat akan menjadi pilihan utama masyarakat saat permasalahan kemacetan sudah teratasi. Sepan-jang kemacetan masih menjadi kendala utama kota-kota besar, keberadaan kereta cepat tidak akan berpengaruh terhadap jasa moda yang di darat seperti kereta api dan travel. Di negara-negara maju, kereta cepat ini hanya berpengaruh terhaap jasa angkutan udara saja. Yang lainnya tidak, ujarnya.