Republika, Sumedang.- bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang, muai diramaikan dengan keberadaan perahu-perahu. Padahal bendungan tersebut belum rampung sepenuhnya dalam pengisian air, baru sekitar 31 persen dari kapasitasnya. Perahu-perahu itu, kini menjadi mata pencaharian pengganti bagi warga sekitar proyek Jatigede, yang sebelumnya kebanyakan berprofesi sebagai petani. Dari pemantauan dilapangan, sekitar 15 unit perahu mulai berlayar dipermukaan waduk. Perahu tersebut merupakan milik warga sekitar waduk. Mereka sengaja mendatangkan perahu itu dari beberapa tempat seperti Cilacap atau pun Waduk Cirata. Warga sengaja mendatangkan perahu-perahu tersebut untuk dijadikan usaha atau mata pencaharian baru setelah sawah dan lading milik mereka turut tergenang air. Saya dulunya kan petani, tapi karena sawahnya sekarang tergenang, jadi saya juga puter otak untuk cari pekerjaan baru. Ya sudah kita berubah saja dari petani jadi tukang perahu, ujar Jajat, salah satu tukang perahu di Waduk Jatigede. Jajat bukan satu-satunya yang berpikir untuk berganti profesi yang semula petani. Kebanyakan berniat untuk menjadi nelayan di waduk tersebut. Namun, rencana penggantian profesi tersebut bukan tanpa halangan. Waduk Jatigede yang belum mencapai tahap akhir pengisian air, dianggap belum aman dan tepat untuk menjadi tempat usaha warga. Seperti para tukang perahu, banyakhal-hal yang membuat perahu belum mendapatkan izin legal dari pemerintah daerah. Salah satu alasannya, kata Jajat adalah karena masih banyak pepeohonan yang belum tenggelam oleh air. Hal tersbut dianggap membahayakan pengguna perahu, ujarnya. Meskipun masih harus kucing-kucingan dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bertugas menertibkan menertibkan daerah sekitar Waduk Jatigede, Jajat dan rekan-rekan sesama tukang perahu mengaku memilih tetap bertahan. Menurutnya, bila harus menunggu Waduk Jatigede hingga penuh, maka dirinya tidak memiliki pekerjaan lain yang dapat dilakukan. Jajat berharap, pemda dapat segera mengeluarkan izin pelegalan perahu-perahu di Jatigede. Ya harapannya sih izinnya cepat kelaur. Kalai ini (perahu) diambil juga atau tidak diizinkan, mau diberi makan apa anak istri saya, katanya. Hingga saat ini, permasalahan di Waduk Jatigede memang belum selesai. Masih banyak warga yang belum dapat ganti rugi atas lahan dan rumahnya yang ikut terendam proyek pembangunan di Jatigede. Pemerintah tampaknya kurang memerhatikan masalah pergantian mata pencaharian tersebut. Padahal, banyak warga yang mengaku membutuhkan bantuan dalam perubahan mata pencaharian itu.