BANDUNG – Jawa Barat menargetkan mampu meningkatkan produksi padi untuk memenuhi kebutuhan regional dan nasional. Jika tahun lalu menghasilkan 12 juta ton padi dalam setahun, tahun ini ditargetkan produksinya meningkat hingga 2 juta ton. “Target besarnya mudah-mudahan bisa menambah 2 juta ton,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) di Bandung, Selasa (13/1/2015). Selama ini, menurutnya Jawa Barat jadi penyumbang terbesar beras nasional. Total sebanyak 18 persen dari padi nasional berasal dari Jawa Barat. “Tentu ini harus kita pertahankan,” ungkapnya. Demi mengejar target itu, Aher mengaku sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya membuat perda tentang tata ruang sehingga membatasi pencegahan alih fungsi lahan. Belum lagi ditunjang dengan kebijakan pemerintah pusat, di mana pengadaan pupuk dan bibit bisa melalui penunjukan langsung, bukan melalui tender. Sebab selama ini proses tender sering mengganggu dalam proses produksi pangan. “Pengalaman membuktikan sering kali kalau lewat tender, kelewat (masa tanam). Pupuk dibeli, benih dibeli, masa tanam sudah lewat. Akhirnya masyarakat nanam sendiri lewat bibit dan pupuk yang apa adanya. Sekarang insya Allah tidak ada keterlambatan lagi pupuk atau benih,” jelas Aher. Upaya lainnya, Aher mengaku terus berupaya menciptakan lahan sawah baru di Jawa Barat, terutama di Jawa Barat bagian selatan. “Kemudian traktor pun terus kita berikan kepada gapoktan. Dari 12 ribu gapoktan, sekira 3 ribu belum punya traktor. Insya Allah tahun ini Pemprov Jawa Barat menyediakan 1.500 traktor, mudah-mudahan dari pusat juga ada bantuan 1.500 lagi. Jadi kalau tahun ini ada 3.000 traktor yang dibagikan, selesai semuanya, masing-masing gapoktan dapat satu traktor,” ungkapnya. Disinggung soal anggota TNI yang akan membantu dalam swasembada pangan, Aher menyambutnya dengan gembira. “Tentunya alhamdulillah. Ini akan mengokohkan ketahanan pangan kita,” pungkasnya.