Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar menjelaskan, saat ini seluruh stakeholder Provinsi Jabar sepakat membangun bagian timur Tatar Priangan. Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal Soetrisno mengatakan, rencana tersebut seiring dengan arah pembangunan Jabar yang kini mengarah ke sebelah timur. “Contohnya, kini Pemprov Jabar mulai membangun Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang letaknya di Kabupaten Majalengka,” kata Agung, beberapa waktu lalu. Menurutnya, dengan adanya bandara tersebut akan memicu kawasan pusat industri baru yang di sebelah barat terasa jenuh. Selain bandara, Pemprov Jabar pun akan membangun pelabuhan internasional di Patimban, Kabupaten Subang. “Jabar sebelah barat seperti Cikarang, Bekasi, dan Karawang sekarang kondisinya sudah selalu macet yang mengakibatkan biaya ekonomi tinggi. Di bagian barat Jabar sudah jenuh. Kini ekonomi akan bergerak ke Jabar bagian timur. Dimana Jabar bagian selatan dikhususkan untuk industri agrobisnis, perikanan, pertanian, dan perkebunan,” tuturnya. Sejalan dengan itu, Wakil Ketua Bidang Informasi dan Data Kadin Jabar Januar P Ruswita mengatakan untuk rencana pengembangan ini pihaknya mendapat mandat dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Ini dilakukan sebagai penyeimbang laju perekonomian di Jabar bagian barat yang berpusat di Karawang, Bekasi, dan Purwakarta. “Kita akan menyusun proposal induk untuk pembangunan Jabar bagian timur. Kawasan ini mulai dari Sumedang, Indramayu, Majalengka, Cirebon, dan Kuningan. Proposal ini guna menjaga sinergitas antardaerah,” ujarnya. Rencana kerja ini pun diakuinya ditindaklanjuti Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Ini dilakukan untuk memindahkan kawasan industri untuk memicu pertumbuhan industri di sebelah timur Jabar. Agar sinergis dan ‘nyambung’ antara pembangunan kabupaten/kota ini diperlukan keseriusan dan kKesiapan sumber daya manusia yang kini dirasakan masih relatif minim. “Persoalan SDM ini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Contohnya, untuk bandara saja itu membutuhkan SDM mencapai 1.200 orang. Ini perlu disiapkan,” jelas pria yang akrab disapa Yepi ini. Untuk rencana induk ini, tentunya membutuhkan infrastuktur yang mumpuni. Pasalnya, seperti diberitakan sebelumnya persoalan infrastruktur seperti jalan raya memberikan dampak bagi dunia industri dan usaha. Buruknya infrastruktur ini mengakibatkan tingginya biaya distribusi dan logistik hingga 28%.