Inilah, Bogor.- Rasio elektrifikasi di wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar) sampai 2016 ini sudah mencapai 94 persen. Sesuai dengan target Gubernur Jabar Ahmad Heryawan seluruh Kepala Keluarga (KK) di Jabar harus 100 persen dapat mengakses energi listrik hingga akhir 2018 mendatang. “Jumlah pelanggan 90 persen rumah tangga. Sedangkan tingkat konsumsi paling besar masih industri karena tingkat pemakaiannya 24 jam,” kata General Manager PLN Distribusi Jawa Barat, Iwan Purwana di Kantor PLN Kota Bogor, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Rabu(30/3/2016). Iwan mengatakan, masih adanya desa-desa di Jabar yang belum teraliri listrik lebih karena terkendala akses pasokan yang belum memadai di beberapa daerah. “Kalau dari pembangkit cukup. Tapi jangkauan ke pelosok-pelosok daerah butuh waktu untuk menarik jaringan listrik seperti SUTR, JTM, dan lain-lain. Paling banyak daerah yang belum teraliri listrik itu di antaranya di Pangandaran, Tasik, Garut, dan Cianjur Selatan,” tambahnya didampingi Manager PLN Area Bogor, Widodo. Pihaknya optimistis tahun 2018 akhir wilayah Jabar telah terdistribusikan aliran listrik. Apalagi dengan program pemerintah pusat 35 giga watt, kini PLN diberikan kemudahan dalam proses pengadaan barang/jasa dan pembebasan lahan. “Untuk mendukung 35 giga watt itu, di Jawa Barat sekarang ini punya dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air. Di Jatigede dan di Cisokan, Bandung Barat yang diperkirakan tahun 2019 bisa beroperasi. Sedangkan sumber pasokan pembangkit paling besar saat ini masih dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara,” jelas Iwan Purwana. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada 16 Desember 2015 meresmikan program Listrik Pedesaan (Lisdes) di Desa Sukatali, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang. “Alokasi anggaran dari APBD Provinsi Jawa Barat untuk kegiatan listrik perdesaan sebesar Rp82,25 miliar yang digunakan untuk menyambungkan listrik PLN kepada 74.010 rumah yang tersebar di seluruh Jabar,” kata pria yang akrab disapa Aher.