Provinsi Jawa Barat akan membantu para mahasiswa Indonesia, khususnya asal Jawa Barat yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ada sekitar 4.000 mahasiswa asal Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan di Al-Azhar dan hampir 500 mahasiswa diantaranya berasal dari Jawa Barat. Usai bertemu dengan Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI Kairo, Mesir, di Gedung Pakuan, Jl. Otto Iskandardinata No. 1, Kota Bandung pada Minggu (26/4), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bahwa banyak dari mahasiswa Indonesia di Mesir yang kuliah sambil bekerja. Untuk itu, pihaknya akan membantu perekonomian para mahasiswa melalui bantuan dari berbagai pihak. Kita harus mengusahakan dengan cara yang benar secara keuangan, karena mungkin kalau beasiswa langsung dari APBD sulit. Kita akan cari dana CSR, zakat untuk membantu perekonomian mereka (mahasiswa) disana. Sebab mereka disana tidak beasiswa. Bayangkan, jauh dari rumah, orang tua, tidak beasiswa. Rata-rata mereka sekolah iya kerja juga iya, kerja serabutan. Dampaknya prestasi sekolah mereka tidak terlalu menggembirakan, ungkap Gubernur. Gubernur pun mengatakan, setelah mereka selesai studi di Mesir dengan wawasan ilmu dan keagamaannya para mahasiwa yang sebagian besar kuliah di jurusan Studi Islam akan disebar ke berbagai wilayah di Jawa Barat dan seluruh Indonesia, agar ilmu yang mereka dapat bisa bermanfaat untuk masyarakat di dalam negeri. Kedepan kita harus memikirkan, ketika lulus itu dimana mereka akan ditempatkan dan diarahkan disini. Karena semua perkampungan, perdesaan kita butuh orang-orang atau pembimbing keagamaan yang baik. Dan hal ini kita lakukan juga untuk menghindari pemahaman yang salah, baik pemahaman yang sering kali muncul, pemahaman radikal, sesat. Dan hal itu hadir gara-gara tidak ada guru yang baik tentang agama, ujar Gubernur. Sementara itu, Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI Kairo Fahmi Luqman mengatakan bahwa dukungan dari Pemprov Jawa Barat merupakan hal yang sangat penting. Karena menurut Luqman, pemprov merupakan pihak yang paling mengetahui wilayah di daerahnya yang peru ditingkatkan kualitas keilmuannya, khususnya ilmu agama. Luqman pun mengatakan apabila program tersebut berhasil, hal ini akan menjadi pilot project bagi provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Ini bisa menjadi percontohan secara nasional, yang kita bisa angkat nanti-bukan hanya alumni-alumni berasal dari Jawa Barat, tapi juga alumni dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, kata Luqman. Setiap tahunnya, mahasiswa Indonesia yang lulus dari Al-Azhar University ada sekitar 400 orang. Luqman mengatakan nanti pihaknya akan berkomunikasi dengan pemerintah daerah di Indonesia, agar dapat merekrut mereka untuk meningkatkan kualitas pemahaman agama masyarakat di daerah. Aspek yang diajarkan di Al-Azhar tentang nuansa keagamaannya adalah, pertama bahwa Islam itu adalah rahmatan lilalamiin (rahmat bagi semesta alam). Yang kedua bahwa Islam itu sangat moderat, yang punya artian bahwa Islam punya nilai-nilai yang sangat humanis dan sesuai dengan hal-hak manusia sebagai manusia. Dan Al-Azhar tidak mengajarkan tentang kekerasan, radikalisme, apalagi ekstrimisme. Al-Azhar juga sangat kontra dengan apa yang disebut Isis saat ini dan bahkan tidak mentoleransi tentang aspek itu, tutup Luqman.(*)