Inilah, Bandung.- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menerima Anugerah Budhipura dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Rencananya penghargaan itu akan diterima langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada acara puncak Harteknas ke-21, Rabu (10/08/16) di Solo yang akan diserahkan oleh Menristekdikti di hadapan Presiden Joko Widodo. Dalam rilisnya, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe mengatakan, tujuan penghargaan ini untuk mendorong peningkatan kemampuan iptek yang diikuti penguatan inovasi nasional untuk mendukung kemandirian dan daya saing bangsa. Selain itu, kata dia, juga untuk membangun iklim kondusif penguatan dan pengembangan inovasi sebagai outreach dari riset iptek dalam penciptaan nilai tambah komersial, ekonomi, dan sosial budaya secara berkelanjutan. Dalam seleksi karya inovasi nasional bagi penghargaan Kemenristekdikti kali ini diselenggarakan dalam delapan kategori. Yakni, Budhipura untuk prestasi pemerintah provinsi dalam penguatan sistem inovasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota. Lalu Budipraja, untuk prestasi pemerintah kabupaten/kota yang telah melaksanakan inovasi daerah. Pandega Widayatama, untuk prestasi kementerian dan lembaga dalam pemanfaatan hasil riset dan pengembangan nasional. Prayoga Sala untuk prestasi unit kerja pranata penelitian, pengembangan dan perekyasaan iptek dan litbang. Widyapadhi, untuk prestasi perguruan tinggi yang telah melaksanakan upaya produksi penelitian dan pengembangan nasional menjadi produk inovasi, fasilitas pusat inovasi, lembaga TOT, lembaga inkubasi, dan kerja sama dengan industri. Abyudaya untuk prestasi sektor industri yang telah berperan aktif dalam pemanfaatan dan upaya produksi hasil riset Iptek. Adibrata untuk prestasi masyarakat ilmiah, peneliti dan perekayasa dalam pelaksanaan inovasi hingga menghasilkan nilai tambah secara komersial, ekonomi, maupun sosial budaya. Kemudian Labdha Kretya untuk prestasi masyarakat akar rumput yang inovatif dan kreatif serta mendorong terbentuknya budaya inovasi yang berdaya saing. Menurutnya, kegiatan tersebut bersifat terbuka dan dapat diikuti oleh semua kalangan masyarakat, organisasi, lembaga, perguruan tinggi, dan perusahaan yang saat ini telah diikuti oleh lebih dari 150 peserta dari berbagai daerah dan instansi. Pemprov Jabar telah mengikuti semua proses seleksi dalam ajang ini dan terakhir pemaparan oleh Ahmad Heryawan di hadapan para juri yang berasal dari beberapa Kementerian, Lembaga Administrasi Negara, Dewan Ristek Nasional, LPNK dan Kadin di Kantor Kemristekdikti Jakarta, 28 juli lalu. Lima inovasi teknologi yang dipaparkan Heryawan yaitu, penerapan teknologi pengendalian lalat buah pada mangga gedong gincu, penguatan inovasi pada kluster perbenihan kentang, perbaikan genetik sapi lokal Pasundan, pengembangan ayam lokal sentul, dan pengembangan green tea powder kualitas premium Jabar. “Saat ini kita juga sedang merancang mobil desa khusus petani,” lanjut Heryawan. Namun kata Aher, semua inovasi ini bukanlah semata-mata untuk mengejar penghargaan melainkan sebuah inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat. “Dapat penghargaan tentu ada rasa bangga meskipun kami selalu mengatakan kita berbuat yang terbaik bukan untuk sebuah penghargaan tapi untuk inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, itu tujuannya,” kata Aher. Saat ini pun Sistem Inovasi Daerah (Sida) Jabar tengah dikembangkan pada berbagai sektor sesuai dengan potensi wilayah dan komoditas unggulan yang difokuskan pada pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kemajuan teknologi. Antara lain pada bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk. Dia menambahkan, kolaborasi antara perguruan tinggi berkelas dunia dan industri yang ada di Jabar telah terjalin dengan baik dan menghasilkan IKM baru berbasis iptek. Belum lagi didukung oleh anggaran untuk pengembangam iptek yang setiap tahun meningkat. “Tahun ini sebesar Rp33 miliar, sedangkan 2015 sebesar Rp16 miliar,” kata dia.