Bisnis.com, BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat merilis data nilai ekspor Jawa Barat September 2016 mencapai US$2,27 miliar, turun sebesar 1,73 persen dibanding Agustus 2016 yang mencapai US$2,31 miliar. Ketua BPS Provinsi Jawa Barat Bachdi Ruswana mengatakan penurunan ini utamanya disebabkan turunnya ekspor migas sebesar 33,99 persen dari US$44,23 juta menjadi US$29,20 juta dan ekspor non migas yang turun sebesar 1,10 persen dari US$2,26 miliar menjadi US$ 2,24 miliar. “Secara kumulatif nilai ekspor Jawa Barat periode Januari hingga September 2016 tercatat sebesar US$19,38 miliar, naik tipis 0,56% dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 yang mencapai 19,27 miliar,” kata Bachdi. Lebih lanjut dia mengatakan secara year on year rentang September 2016 terhadap September 2015, nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juli 2016 senilai US$ 1,52 miliar, sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada April 2016 dengan nilai US$2,60 miliar. Sementara itu, nilai ekspor migas terendah sebesar US$27,81 juta terjadi April 2016 dan tertinggi senilai US$75,92 juta terjadi pada September 2015. “Pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jawa Barat pada September 2016 adalah Amerika Serikat, Jepang dan Thailand masing-masing senilai US$472,35 juta, US$249,56 juta dan US$144,82 juta dengan peranan ketiganya mencapai 38,71%,” jelasnya. Adapun nilai ekspor 10 golongan barang utama September 2016 tercatat senilai US$1,56 miliar turun 0,65% dibanding agustus 2016. Dimana hampir seluruh kelompok barang mengalami penurunan, kecuali mesin atau peralatan listrik listrik dan mesin-mesin atau pesawat mekanik. Sedangkan secara year-on-year baik bulan Septemebr saja ataupun kumulatif Januari hingga September umumnya tumbuh positif kecuali 5 kelompok yang mengalami pertumbuhan negatif diantaranya kelompok mesin atau perlatan listrik, barang rajutan, pakaian jadi, kertas atau karton dan filamen buatan. “Volume ekspor Jawa Barat September 2016 sebesar 682,89 ribu ton atau turun 13,16 persen dibanding Agustus 2016 yang mencapai 786,34 ribu ton. Penurunan volume ekspor nonmigas mencapai 7,34% dan volume ekspor migas yang turun 36,17%,” katanya. Dia menambahkan peranan ekspor non migas semakin dominan dengan kontribusi sebesar 98,02%terhadap total nilai ekspor dan ekspor migas hanya berperan sebesar 1,98%. “Satu negara jika lebih banyak ekspor dibanding impor itu kondisinya menggembirakan,” pungkasnya.