BAPPEDA JABAR - Dampak Teror Bom di Jakarta Investasi di Jabar Terganggu
Dampak Teror Bom di Jakarta Investasi di Jabar Terganggu
15 January 2016 19:29

Bandung,(PR),- Sejumlah pelaku usaha Jawa Barat meprediksi, peristiwa teror di Jakarta akan berpengaruh negatif terhadap iklim usaha dan investasi di Jabar. Besar kecilnya dampak tersebut bergantung kecepatan aparat keamanan dalam menyelesaikan kasus tersebut.

Demikian diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Deddy Widjaya dan Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Jabar Agung Suryamal Sutisno di Bandung, Kamis (14/1/2016). Mereka meminta agar pihak keamanan vertindak cepat dalam mengembalikan stabilitas keamanan dalam negeri.

“Industri pariwisata dan perdagangan akan terpukul. Sejumlah Negara akan memberikan travel warning bagi warganya dan di sisi lain masyarakat akan mengurangi kunjungan ke pusat perbelanjaan. Tingkat kunjungan hotel, mal, destinasi wisata, dan kuliner akan anjlok,” kata Deddy.

Sektor investasi, menurut dia, juga berpotensi terganggu. Investor akan mengerem rencana penanaman modal untuk sementara waktu, sambil melihat perkembangan kondisi keamanan di Indonesia.

“Jika bias pulih dalam waktu singkat, iklim investasi dan usaha juga akan segera pulih. Jangan sampai terror kembali berulang dan ketidakpastian keamanan terjadi berlarut-larut hingga lebih dari satu bulan. Jika itu terjadi, dampak terhadap perekonomian sangat besar,” katanya.

Selain itu, jangan sampai beredar wacana yang memperkeruh suasana. Pasalnya, terror adalah persoalan psikologis yang akan menjalar ke daerah dengan cepat, walaupun lokasinya cukup jauh dari tempat kejadian perkara. “Bagi dunia usaha, kepastian keamanan, politik, dan ekonomi sangat penting,” ujar Deddy.

Hal serupa dilontarkan Agung. Ia menilai, teror bom Jakarta menurunkan stabilitas keamanan yang akan menurunkan kepercayaan dan kenyamanan investor serta pelaku usaha. Iklim usaha dan investasi menjadi tidak kondusif. “Tak lama setelah bom meledak, IHSG anjlok, nilai tukar melemah. Dampak terhadap sektor keuangan memang hanya sementara, kemungkinan hanya 1-2 hari. Akan tetatpi,  untuk iklim usaha dan investasi akan tergantung pada kecepatan penanganan masalah,” kata Agung.

Persoalannya, terror bom kali ini terjadi di jantung ibukota, hanya terpaut beberapa kilometer dari pusat pemerintahan. Hal itu memicu keraguan stabilitas keamanan dan politik yang akan membuat investor menahan rencana investasi.

“Teror bom ini membuat dunia usaha prihatin. Mudah-mudahan kondisi ini tidak berkepanjangan dan tidak muncul wacana yang memperkeruh keadaan,” tutr Agung.

Dampak sementara

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi menilai, dampak eskalasi terror bom terhadap kepastian usaha, investasi, dan optimisme terbilang sangat kecil. Hal itu, menurut dia, bergantung kecepatan aparat keamanan dalam merespons dan menyelesaikan persoalan tersebut.

“Dampak terbesar terjadi pada sektor perdagangan, khududnya di daerah kejadian. Penurunannya bias sampai 25%. Ke daerah lain, termasuk Jabar, dampak penurunan kunjungan ada, tapi tidak terlalu besar. Dampaknya pun hanya sementara,” tutur Arcuviarta.

Sementara untuk investasi, ia mengaku optimis, tidak akan mengalami gangguan signifikan. Pasalnya, menurut dia, umumnya investor sudah melakukan analisis bisnis yang matang dan pemerintah sudah menjamin keamanan investasi tersebut.

Namun, jika persoalan ini berlarut-larut tidak terselesaikan dalam waktu satu bulan, ia menilai, perekonomian, khususnya iklim usaha dan investasi akan terganggu cukup dalam dan luas. Oleh karena itu, ia meminta, agar aparat bergerak cepat menyelesaikan kasus teror tersebut.

Salah seorang pengusaha Harry Tanoeseodibyo menilai, terror yang terjadi di Jakarta bakal memengaruhi stabilitas ekonomi. Aksi itu membuat para investor tidak nyaman karena mengganggap Indonesia tidak lagi aman.

Harry mengatakan, pemerintah harus bertindak cepat untuk mengamankan seklaigus menjada kepercayaan investor menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan sejumlah paket perekonomian yang telah dikeluarkan, perekonomian Indonesia sebenarnya sudah membaik.

“Namun, hal ini cukup disayangkan. Ini menunjukkan Indonesia tidak aman. Pengaruh terhadap perekonomian akan besar jika pemerintah tidak cepat bertindak,” ujar Harry di Cianjur, Kamis (14/1/2016).

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022