BANDUNG, PR — Persiapan lima venue Asian Games di Jawa Barat keseluruhan baru mencapai 20-30 persen. Hal itu lebih kecil dibanding perkembangan venue di dua provinsi lain yang juga ditunjuk sebagai penyelenggara yaitu DKI Jakarta dan Sumatera Selatan. Demikian diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam rapat kordinasi INASGOC dengan Pemerintah Provinsi Jabar di Aula Barat, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa 20 Maret 2018. Menurut dia, perkembangan tersebut dikarenakan anggaran yang turun dari pusat ke Jabar baru terrealisasi pada tahun ini. Sementara provinsi lain sudah cair sejak 2016 dan 2017. “Persentase kecil bukan dari program besar. Di Jabar kan angarannya perbaikan stadion yang kecil. Presentasi kecil dari yang kecil. Paling besar perbaikan rumput di Si Jalak yang mencapai Rp 30 miliar. Insyaallah perbaikan semua venue itu selesai Juni,” ujar dia. Selain itu, dana dari pusat tersebut diperuntukkan bagi perbaikan toilet. Heryawan ingin toilet diperbaiki sehingga bisa seperti toilet bintang 4 karena hal itu merupakan cerminan tuan rumah. Lainnya, lanjut dia, pengecatan seperti di Pakansari dan juga perbaikan jalan untuk balap sepeda MTB di Subang. “Yang di Subang itu kan jalan perkebunan, sering dilewati truk pasir besi. Kalau diperbaiki sekarang-sekarang nanti rusak lagi. Kami akan perbaiki jalan itu jelang pelaksanaan atau perbaikan lambat, nanti setelah diperbaiki akan ditutup,” tutur dia. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jabar Yudha M Saputra mengatakan, persiapan venue yang baru mencapai 20-30 persen itu hanya renovasi dan rehabilitasi saja. Sehingga hanya sebagian kecil karena secara existing sudah ada. Beda dengan Palembang dan Jakarta. “Boling dan dayung di Palembang dibangun baru sejak 2014. Jabar baru 2018, biaya dari kementerian PUPR bukan APBD,” ujar dia. Adapun nilainya Yudha tidak mengetahuinya karena anggaran langsung turun pada pemerintah daerah letak venue berada. “Yang pasti kami pemprov siap sukseskan Asian Games ini,” ujar dia. 13.000 Relawan Sekjen INASGOC Eris Herryanto mengatakan, pihaknya telah membuka pendaftaran untuk relawan Asian Games yang telah ditutup pada 18 Maret lalu. Pihaknya menerima sekitar 17.000 pelamar yang akan disaring menjadi 13.000 relawan yang akan ditempatkan di tiga provinsi tersebut, sementara untuk Jabar sendiri butuh 1.000 relawan yang akan ditempatkan. Dalam penjaringannya nanti, lanjut Eris, pihaknya melobatkan sejumlah lembaga negara yaitu seperti badan intelejen negara (BIN), badan narkotika nasional (BNN), dan badan nasional penanggulangan teroris (BNPT). “Ya kita enggak mau kecolongan soal keamanan dalam volunter ini. Kita Screening dari segi administrasi, kemudian dari segi data dia masuk apa pernah narkoba di BNN, BIN lolos enggak, di BNPT lolos terroris enggak, ya kayak ngayak setelah itu selesai baru psikotes ini orang sakit jiwa atau tidak, “ujar dia. Menurut dia, pada Mei ini pengumuman relawan sudah ada di situs web resmi. Mereka akan bekerja di 20 fungsi relawan dengan jadwal kerja yang berbeda-beda. Namun umumnya mereka akan bekerja efektif selama tiga minggu dengan fasilitas uang makan dan transpor. “Ada tempat tinggal tapi tidak cukup, yang kita prioritasnkan itu relawan luar kota,” ucap dia. Dia menambahkan, jadi volunteers yang bersangkutan bisa punya pengalaman, yang kedua bisa buka jaringan dan pengetahuan meningkat tentang multi event. Mereka juga bisa punya teman banyak dan pelayanan dia bisa diapresiasi orang luar