DEPOK, (PRLM).- Pemerintah menganggarkan pembangunan gedung B dan D RSUD Depok sebesar Rp 121 miliar dalam APBD 2016. Pada tahun ini, proses pembangunan RSUD mengalami kegagalan dan menghasilkan silpa Rp 80 miliar. Direktur RSUD Depok Dewi Damayanti mengatakan, meski anggaran masih di bawah kebutuhan, namun bisa dialokasikan untuk pembangunan ruang intensif (ICU dan NICU-PICU) serta kamar operasi. “Untuk alat kesehatannya, akan dilihat dulu progres pembangunannya. Pastinya untuk alat kesehatan akan diajukan dalam anggaran belanja tambahan 2016,” ujarnya, Minggu (29/11/2015). Dia menyebutkan, anggaran yang akan diajukan untuk alat kesehatan sebesar Rp 17 miliar. Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk lampu kamar operasi, alat penyimpanan oksigen, dan pelengkapan ruangan lainnya di gedung yang akan dibangun. Anggaran yang telah dialokasikan dalam APBD 2016 hanya untuk pembangunan fisiknya saja, belum termasuk alat-alat kesehatan. Dewi mengatakan, pengerjaan fisik bangunan nantinya akan dilakukan oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, sedangkan pengadaan alat kesehatan oleh RSUD. “Kami melihat dulu proses pembangunan ke depannya, mulai dari proses lelangnya. Setelah pertengahan tahun 2016 ketika proses pembangunan sudah berjalan, baru bisa dikalkulasi pengadaan alat kesehatannya,” ujar dia. Saat ini, RSUD memiliki 71 tempat tidur. Jumlah tersebut masih tidak mencukupi dengan banyaknya jumlah pasien di RSUD. Setiap harinya, ada 400 pasien rawat jalan di rumah sakit tipe C itu. Dia mengatakan, diharapkan ada pemindahan ruang perawatan bila pembangunan rampung pada tahun depan sehingga ruang administrasi di lantai satu gedung yang ada sekarang bisa diperluas. Menurut dia, RSUD memiliki 9 tempat tidur perawatan kebidanan, 9 perawatan bedah, 9 perawatan anak, 9 perinatologi, 18 perawatan penyakit dalam, 4 tempat tidur isolasi, 9 perawatan syaraf/THT/mata, dan 4 ruang kelas II. Lalu, terdapat juga 13 dokter spesialis.