MAJALENGKA,(PRLM).- Pemerintah Kabupaten Majalengka minta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk ikut terlibat dan bertangung jawab terhadap pembangunan ruas jalan kabupaten yang terpotong oleh Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, agar akses lalu lintas warga tetap bisa lancar. Menurut keterangan Bupati Majalengka Sutrisno, ruas jalan Kabupaten yang terpotong oleh BIJB antara lain adalah ruas jalan antara Bantarjati-Sukajaya sepanjang 12.200 m dengan lebar jalan 3,50 m, sedangkan yang terpotong oleh pembangunan bandara mencapai 6.000 meteran. Selain itu ruas jalan Biyawak-Sukamulya sepanjang 9.600 m dengan lebar 3,5 m, yang terpotong oleh bandara sepanjang 5.000 meteran serta ruas jalan Kertajati-Kertasari sepanjang 6.500m dengan lebar 3,50 m, yang terpotong oleh bandara sepanjang 4.000 meteran. Selama ini meski landasan pacu BIJB telah dibangun, warga terpaksa masih melintasi kawasan BIJB, karena tidak ada jalur alternatif yang bisa dilintasi, kalaupun ada harus memutar arah yang jarak tempuhnya lebih jauh hingga beberapa kilo meter. Makanya jalan yang terputus ini harus segera dibangun apalagi kedepan bila bandara sudah beroperasi akses jalan warga benar-benar tertutup. ungkap Bupati Sutrisno. Bupati telah merancang pembangunan peningkatan jaland an jembatan pendukung bandara yaitu antara Citamiang-Cilentik sepanjang kurang lebih 3.050 m, jalan pertigaan ke arah Buahdua, Sumedang sepanjang 900 m dengan rencana biaya mencapai Rp 22 miliar. Ruas jalan Biyawak-Sukamulya sepanjang kurang lebih 4.600 m dan kini telahd ilakukan penanganan dengan pelebaran sepanjang 3.000 m dan sisa yang masih harus ditangani sepanjang kurang lebih 1.600 m dengan rencana anggaran sebesar Rp 7,5 miliaran. Serta ruas jalan Beusi-Beber sepanjang 5.100 m dengan rencana biaya sebesar Rp 42 milyaran, dan ruas jalan Beber-Panongan sepanjang 1.800 m sengan rencana biaya penanganan sebesar Rp 2,3 miliaran. Di samping itu ada jembatan yang harus dibangun yakni jembatan Cibeber dan jembatan pengairan dengan total anggaran yang telah direncanakan sebesar Rp 4,2 miliaran. Harapannya pembangunan jalan dan jembatan tersebut menurt Sutrisno sudah bisa dilakukan pada tahun 2016 mendatang, agar akses jalan warga bisa teratasi dan tidak melintasi kawasan BIJB seperti yang terjadi saat ini.