bisnis.com,BANDUNG–Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meluncurkan program integrasi Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jl. Siti Jenab No. 31 Pamoyanan, Kabupaten Cianjur, Senin (5/12/16). Rilis Pemprov Jabar menuturkan aksesibilitas pasar serta kemudahan para petani dalam memasarkan hasil produksi pertanian, juga akses permodalan menjadi salah satu dasar dari peluncuran program SRG dan Pasar Lelang Komoditas ini. SRG merupakan instrumen perdagangan dan keuangan baru di Indonesia, dimana komoditas pertanian bisa memperoleh pembiayaan tanpa agunan lainnya. Instrumen ini bisa menjadi layanan purna jual saat panen raya ketika harga komoditas berada pada titik terendah dan membuka akses pembiayaan bagi para petani yang umumnya memiliki keterbatasan aset untuk dijadikan agunan. Program ini berada di bawah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan RI. Mendag Enggartiasto Lukita mengatakan, pihaknya memiliki kebijakan agar tidak ada hasil produksi pertanian yang tidak terserap serta menghindari adanya gejolak harga di pasaran. “Satu-satunya cara adalah harus ada jaminan sebagai pembelinya dan sisi lain adalah harga yang tidak naik-turun, atau permainan harga oleh para spekulan dan tengkulak,” ungkap Mendag dalam sambutannya. Melalui SRG dan Pasar Lelang ini akan bisa berdampak pada peningkatan produksi pangan hasil pertanian, tanpa khawatir akan ada penurunan harga ketika masa panen datang. Selain itu, SRG dan Pasar Lelang juga didukung oleh akses pasar serta fasilitas pembiayaan atau permodalan yang mudah bagi para petani, serta dengan bunga yang terjangkau dari industri perbankan. “Pasar Lelang Komoditas, online, SRG berjalan sendiri-sendiri. Kondisi yang ideal adalah pada saat akses pasar dan sumber pembiayaan ini menjadi terintegrasi karena dengan demikian akan lebih memudahkan petani dalam menjual produknya dan memotong mata rantai yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan para petani dan disisi lain menekan harga di tingkat konsumen,” papar Mendag. Kebijakan ini akan menempatkan petani sebagai subjek bukan hanya objek dari industri pangan nasional. Menurut Menko Perekonomian Darmin Nasution, SRG bukan hal yang baru bagi industri perdagangan nasional. Namun, program SRG dan Pasar Lelang Komoditas saat ini sangat relevan dengan kondisi pangan dan pertanian di Tanah Air saat ini. “Ini suatu term penting dan besar. Kenapa? Kita sering membanggakan petani tapi sisi lain kita sering menempatkan mereka sebagai objek bukan subjek. Oleh karena itu, kita perlu pasar lain dan ini ada pasar lelang,” ujar Darmin. Lebih lanjut Darmin pun mengatakan, program ini sebagai upaya pihaknya dalam memantau serta mendorong keberlanjutan integrasi sistem pertanian dan perdagangan di Indonesia. “Ini salah satu cara meningkatkan kesejahteraan petani, melalui peningkatan porsi yang mereka peroleh dari harga di tingkat konsumen. Ada resi gudang, pasar lelang, Bulog, dan hal lainnya yaitu melalui penggilingan yang disertai dengan drying atau pengeringan,” tambah Darmin. Sementara itu, Pemprov Jawa Barat sangat menyambut baik program ini. Menurut Gubernur Ahmad Heryawan (Aher), SRG dan Pasar Lelang Komoditas merupakan sebuah terobosan untuk pengelolaan pangan dari hulu ke hilir atau proses distribusi hingga ke tangan masyarakat. Terlebih bagi Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional atau provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia, SRG dan Pasar Lelang Komoditas bisa menjadi sarana untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pertanian, serta kesejahteraan para petani. “Resi gudang adalah sebuah terobosan bagi para petani di musim panen, dimana harga gabah sering turun. Dan ini bisa menjadi instrumen pendapatan tetap yang bisa berjalan dengan baik karena resi gudang. Pada saat yang bersamaan, ini akan menjadi bagian dari ketahanan pangan kita yang sangat baik pula,” harap Aher.