BAPPEDA JABAR - Agustus, Realisasi Pasar Induk Beras Cirebon
Agustus, Realisasi Pasar Induk Beras Cirebon
20 July 2016 18:01

SUMBER, (PR).- Peralihan Pasar Gaya menjadi Pasar Induk Beras akan segera terealisasi pada Agustus mendatang. Pemerintah Kabupaten Cirebon pun tengah mengupayakan agar pasar yang terletak di Desa Winong tersebut dapat segera dilaunching.

Kepala Bidang Pasar Disperindag Kabupaten Cirebon, Eka Hamdani mengutarakan, realisasi launching Pasar Induk Beras akan dilakukan setelah sejumlah tahapan selesai dilakukan. Pihaknya mengaku, telah melakukan tahap-tahap yang sesuai prosedur.

”Kami sudah menyiapkan regulasi terkait dengan kerjasama pemda dan pihak ketiga. Semuanya sudah dilakukan sesuai dengan prosedur,” jelas Eka, Selasa 19 Juli 2016.

Hal itu diharapkan dapat sejalan dengan rencana Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jawa Barat yang menginginkan pembukaan pasar induk pada Agustus 2016. Oleh karena itu, disperindag juga terus melakukan upaya kerjasama dengan sejumlah pihak terkait.

Eka menjelaskan, hal itu dimaksudkan untuk membuka akses pengembangan pasar. Terlebih cakupan pasar induk yang luas, hingga ke wilayah Provinsi Jawa Barat. Maka dari itu, dapat dikatakan jika pihak pemda pun akan membagi fokus daerah dengan pihak provinsi dan pusat.

Hingga saat ini disperindag tengah menunggu proses akhir yang melibatkan regulasi, konsolidasi, dan koordinasi yang dilakukan dengan sejumlah pihak. Perlu waktu yang panjang untuk persiapan dan hasil yang matang menuju peresmian pasar induk.

”Kami mengharapkan, dibukanya pasar induk beras dapat menjadi fasilitas yang dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Apalagi ini pasar induk beras pertama,” tuturnya.

Selain itu, Eka juga berharap, pasar induk tersebut dapat menampung distribusi pasokan pangan yang memadai. Apalagi, Cirebon juga dinilai memiliki potensi besar dalam distribusi bahan pangan. Oleh karena itu, Kabupaten Cirebon juga diupayakan dapat menjadi pusat distribusi di pasar tersebut. Penyerapan pasokan beras dari Indramayu, Subang, Majalengka, dan Sumedang diupayakan terjadi secara optimal melalui pasar induk beras.

”Dengan berdirinya pasar induk beras skala provinsi itu, maka lengkap pula pasar induk produk-produk agro. Bandung memiliki Pasar Induk Caringin dan Pasar Gedebage yang menawarkan sayur dan buah-buahan,” ucapnya.

 

Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra mengatakan, Pasar Induk Beras tersebut nantinya akan dijadikan ikon se-Wilayah III Cirebon. Oleh karena itu, pengerjaan dan persiapan menuju peresmian pun terus dipercepat. ”Kami akan berupaya untuk mendatangkan importir beras, untuk mendukung kelangsungan pasar induk beras. Importir akan menanamkan modalnya di sana,” ujar Sunjaya.

Berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, ia mengaku telah menyiapkan sejumlah kebutuhan yang diperlukan. Sunjaya juga menambahkan, peraturan bupati (perbup) yang mengatur Pasar Induk Beras pun masih dalam proses pembahasan.

Rencananya, pemda akan membangun sebuah gapura di pasar tersebut jika perbup selesai dibahas. Hal itu diharapkan dapat menjadi awal mula dibukanya pasar induk pada Agustus mendatang.

Berdirinya pasar induk diharapkan dapat ikut menumbuhkan potensi ekonomi di masyarakat, soalnya pedagang beras dinilai memiliki lokasi tepat untuk berjualan. Terlebih, Sunjaya menilai lokasi di kawasan Palimanan itu representatif sebagai pusat penjualan beras yang nanti akan menampung pengusaha dari Wilayah III Cirebon.

Pasar di lokasi tersebut memiliki banyak kios yang tidak terpakai akibat pedagang yang gulung tikar. Lokasi pasar yang terlalu jauh dari pemukiman warga disinyalir menjadi alasan sepinya pasar tersebut.

Maka dari itu, perombakan dan launching perlu dilakukan sesegera mungkin untuk memanfaatkan lahan. Hal itu juga dimaksudkan agar lahan digunakan sesuai dengan peruntukkannya, sebab selama ini sepinya lokasi justru dijadikan sebagai arena balapan liar beberapa tahun terakhir. (Shofira Hanan)

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022