Bisnis.com, SOREANG – Komisi C DPRD Kab Bandung meminta Pemprov Jabar menyosialisasikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jawa Barat agar tidak menimbulkan keresahan dan polemik di tengah kekhawatiran para petani. Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bandung, Firman Sumantri mengatakan, saat ini para petani dilanda kecemasan hebat akibat air di saluran irigasi Cisangkuy akan disedot untuk proyek SPAM metropolitan tersebut. Ratusan petani banyak bergantung dari air irigasi tersebut. “Perlu disampaikan secara jelas darimana sumber airnya supaya di masyarakat jangan jadi hal yang mengkhawatirkan. Pihak pembangun SPAM harus segera turun ke masyarakat, khususnya para petani,” kata Firman kepada wartawan di Soreang, Kamis (8/12/2016). Dirinya pun khawatir akibat proyek SPAM tersebut membuat ribuan hektare sawah di Kecamatan Cimaung, Cangkuang, Pameungpeuk, Baleendah, dan Katapang justru mengalami kesulitan mendapatan pasokan air. Idealnya dalam proyek tersebut ada kajian mengenai debit air yang dijadikan sumber SPAM karena dikhawatirkan debit air justru menurun termasuk mengenai sedimentasinya. Firman mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya Dinas Permukiman dan Perumahan, selayaknya kembali menyosialisasikan kegiatan pengerjaan SPAM tersebut kepada masyarakat. Jangan sampai, katanya, nantinya malah masyarakat yang dilalui pipa SPAM tersebut yang kekurangan air untuk sawah. Sebelumnya diberitakan, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bandung meminta pemerintah kembali mengkaji rencana pemasangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jawa Barat yang bersumber dari Sungai Cisangkuy. Dikhawatirkan, pembangunan SPAM Metropolitan tersebut mengancam eksistensi ribuan hektare sawah di lima kecamatan di Kabupaten Bandung.