Kamis, (02/10) 09.00 WIB, Bappeda Jabar menerima Kunjungan Diklat Pim IV Kementrian Pertanian. Acara yang dipimpin oleh Sekretaris Bappeda Jabar tersebut digelar di Ruang Sidang B. Seperti yang disampaikan oleh Sumarno (Pimpinan rombongan), Tujuan kunjungan adalah ingin belajar menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembangunan sebagaimana Bappeda Jabar mendapatkan Anugrah Inovasi terbaik untuk pelayanan umum dan Anugrah Pangripta Nusantara utama Tahun 2014. Beliau menjelaskan bahwa peserta Diklat yang dipimpinya tidak hanya dari kementrian pertanian saja melainkan campuran. Ada yang mengatakan bahwa 50% pembangunan itu ditentukan oleh proses perencanaan yang baik dan sisanya adalah bagaimana kita melaksanakan perencanaan itu dengan baik tutur Sekretaris Bappeda Jabar. Sebelum menjelaskan keberhasilan Jabar, beliau menjelaskan hal-hal yang belum bisa dicapai oleh Jabar. Menurutnya dengan mengetahui kelemahan kita bisa memprediksi langkah yang harus dilakukan. Jabar merupakan Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di Indonesia, hampir 20% dari penduduk Indonesia ada di Jabar. Namun ada beberapa hal yang belum berhasil dilakukan oleh Jabar yaitu belum berhasil menciptakan tokoh Nasional (Presiden) yang berasal dari Jabartuturnya. Rata-rata lama sekolah hanya 8,15 (tidak tamat SMP). Penduduk besar, namun kebanyakan tingkat pendidikannya tidak tamat SMP. Oleh karena itu dalam APBD, Jabar memenuhi amanat dalam UU untuk selalu mengalokasikan 20% bahkan lebih untuk sector pendidikan agar rata-rata lama sekolah bisa ditingkatkan. Jabar mempunyai rencana pembangunan jangka panjang, salah satunya dalam pembangunan manusia ada lima nilai-nilai luhur dan tujuh karakter yang diharapkan. Hal itu dilestarikan dari tiga etnik terbesar di Jabar (Cirebon, Melayu Betawi, dan Sunda Parahiangan). Lima nilai-nilai luhur yaitu: (1) Jujur dan Konsisten, (2) Tangguh dan Disiplin, (3) Kepeloporan dan Keteladanan, (4) Ramah dan Bijaksana, (5) Kebersamaan dan Kesetaraan, dan tujuh Karakter yaitu: (1) Sehat, Cerdas, dan Cermat, (2) Produktif dan Berdaya Saing Tinggi, (3) Mandiri dan Pandai Mengatur Diri, (4) Berdaya Tahan Tinggi dalam Persaingan, (5) Pandai Membangun Jejaring dan Persahabatan Global, (6) Berintegritas Tinggi, dan (7) Bermartabat. Selain itu Jabar dikenal sebagai lumbung pangan Nasional dengan hampir 20% mensuplai Nasional. Jabar mencoba untuk menjaga agar lahan-lahan pertanian bisa dipertahankan, dan Jabar sedang merencanakan untuk menetapkan lahan abadi pertanian. Sementara dikawasan Selatan adalah kawasan hijau. Dalam rancangan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), Jabar sudah mencantumkan 45% kawasan lindung diantaranya ada di Daerah Selatan tersebut. Dari sisi pembangunan perkotaan ada tiga metropolitan yang direncanakan yakni Bodebekarpur (Bogor, Depok, Karawang, Purwakarta diprediksikan sebagai metropolitan kembar dengan DKI), Bandung Raya, dan Cirebon Raya. Metropolitan tersebut ada di Daerah Utara. Sementara untuk pembangunan Daerah Selatan ada tiga growth center yakni Pangandaran, Ranca Buaya dan Pelabuhan Ratu. Selain Bandara Internasional di Kerta Jati yang sudah melewati tahap pembebasan lahan, Jabar juga berencanan untuk membuat Pelabuhan laut Internasional di Cilamaya Karawang. Hal itu perlu dilakukan karena industry Jabar sebagian besar hampir 60% ada di Bodebekarpur. Sehingga kedepan jika terealisasikan seluruh ekspor yang dihasilkan dari Jabar bisa melalui Pelabuhan Cilamaya agar lebih lancar.