Bappeda Provinsi Jawa barat menggelar Focus Group Discussion lanjutan terkait dengan implementasi dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam mewujudkan Visi dan Misi Jawa Barat tahun 2013-2018, khususnya Misi Pertama yaitu Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing. FGD tersebut dihadiri oleh Perwakilan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jabar, Ormas Keagamaan Persatuan Islam (Persis), serta Dinas-Dinas terkait yang dilaksanakan di Ruang Sidang Bidang Penelitian, Pengendalian, dan Evaluasi, Jumat, (19/09/2014). Sebagaimana telah diketahui bersama, agama dan daya saing tidak bisa dipisahkan, agama seringkali menjadi batu sandungan atau pemicu dalam meningkatkan daya saing, agama juga sebagai entitas yang akan membangun peradaban manusia, sehingga pelaksanaan FGD ini sebagai sarana untuk mencari cara agar nilai-nilai agama ini masuk pada budaya-budaya lokal di Jawa Barat, tutur Dr. Enjang AS saat membuka diskusi. Dalam istilah Islam, unggul itu Khairah Ummah. Secara tekstual sudah jelas bagaimana agama menghendaki Khairah Ummah. Agama dapat dijadikan sebagai rujukan nilai, yaitu sebagai nilai idiologis, sebagai motivator dan inspirator, dan sebagai jalan hidup atau way of life. Komitmen keberagamaan adalah mengimani, tentunya iman yang rasional yang bisa mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan yang positif, mempelajari, mengamalkan, merealisasikan, dan mempertahankan. Proses membangun Khairo Ummah dengan membentuk pemahaman yang komprehensif, membentuk sikap dan karakter, memotivasi dan merealisasikan nilai kebaikan dan kebenaran, serta mengawal masyarakat, tutur Prof. Dr. H. Asep Muhyidin, M.A selaku Perwakilan dari Nahdatul Ulama Provinsi Jawa Barat. Dimensi peran dan fungsi untuk membangun masyarakat unggul adalah Umaro yang terdiri dari Birokrat, Legislatif, dan Yudikatif. Kemudian para Ulama yaitu Pakar Agama, Kiai, Ustad, maupun Muballigh, serta peran tokoh masyarakat yang tidak kalah pentingnya yang berada di tengah-tengah masyarakat untuk sama-sama bekerja untuk mewujudkan masyrakat yang unggul. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu narasumber, Dr. Ahmad Sarbini, M.Ag menambahkan, dilihat dari fungsi pokok agama adalah untuk menata urusan manusia guna mencapai kesejahteraan hidup dunia dan kebahagiaan akhirat. Demikianpun dengan beragam nilai yang terkandung di dalamnya yang wajib diimplementasikan/diamalkan oleh para pemeluk agama, ia seluruhnya diorientasikan untuk mencapai fungsi pokok dari agama tadi, ungkap beliau. Dengan demikian, sesungguhnya merupakan sesuatu yang relevan bila implementasi nilai-nilai keagamaan dihubungkan dengan upaya pembangunan masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. Karena sesungguhnya tujuan utama dari implementasi atau pengamalan nilai-nilai keagamaan tidak lain adalah untuk membentuk manusia yang berkualitias dan berdaya saing, sehingga ia dapat mencapai kesejahteraan hidup dunia dan kebahagiaan akhirat. Semua berharap agar seluruh Dinas-Dinas terkait dapat berkoordinasi dengan baik. Seperti halnya untuk membentuk tenaga berkualitas itu dengan cara pelatihan-pelatihan termasuk dalam pembekalan kewirausahaan. Termasuk nanti akan memasukkan nilai-nilai keagamaan. Kedepan, untuk membangun masyarakat Jabar yang berdaya saing akan dengan mudah didapatkan. Kemudian harus ada daya ukur berkaitan dengan daya saing, kalau tidak ada standar daya saing nantinya hanya akan terjebak pada wacana. Untuk mewujudkan budaya yang lebih positif, dibutuhkan juga kajian budaya sebagai penopang dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing sehingga agama menjadi bagian penting yang dapat hidup dan berkembang dalam masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Barat.