BAPPEDA JABAR - Komisi Daerah Lanjut Usia (KOMDA LANSIA)
Komisi Daerah Lanjut Usia (KOMDA LANSIA)
21 May 2014 01:42

Rabu, 21 Mei 2014 Bappeda Jabar menggelar diskusi Komda lansia pada pukul 09.00 WIB diruang Sidang Operasional Rom Bappeda Jabar. Acara dipandu oleh Teguh Kristianto, S., MT dan dihadiri oleh beberapa peserta diantaranya : BKKBN Provinsi Jabar, Dinas Kesehatan Jabar, serta tim penyusun rencana besar dari ITB. Narasumber yang memberikan paparan dalam agenda ini adalah perwakilan dari Dinas Kesehatan Jabar, RS. Al-Ihsan, dan perwakilan Tim Penyusun rencana besar dari ITB.

Agenda tersebut membahas tentang Klinik Khusus untuk para lansia (lanjut usia), yang sedang direncanakan oleh pemerintah Provinsi Jabar guna memfasilitasi atau melayani secara khusus para lansia agar mereka medapatkan kenyamanan dalam proses perobatannya.

Paparan pertama dari perwakilan Dinas Kesehatan Jabar menjalaskan tentang jenis pelayanan untuk lansia, yakni : (1) rawat jalan, yang mempunyai beberapa tupoksi yaitu; Menyediakan sebuah paviliun (klinik) khusus yang diperuntukkan untuk pasien lansia yang dapat menjamin kenyamanan dan kebutuhan khusus lansia, Paviliun lansia bisa menyatu dengan klinik lainnya dengan menyediakan alur khusus yang dapat menjamin waktu tunggu yang singkat dan dilengkapi sarana prasana khusus yang dibutuhkan oleh lansia yang mengalami disabilitas, Lantai yang ada di ruang rawat jalan tidak boleh dari bahan yang licin dan harus  rata,  sehingga mengurangi resiko jatuh, Penerangan harus cukup, Penggunaan cahaya alami lebih dianjurkan untuk menghindari efek silau. Dianjurkan tidak ada permukaan yang memantulkan cahaya sehingga menyebabkan silau atau bayangan. (2) Rawat Inap, Menyiapkan kamar khusus disetiap kelas perawatan yang ada di RS untuk bangsal akut dan atau dengan bangsal kronis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rawat inap ini diantaranya; Penempatan furniture di ruang rawat inap harus memperhatikan keselamatan bagi pasien lansia, Jangan ada kabel atau tali yang berserakan, Tempat tidur harus yang mempunyai pengaman di sisi tempat tidur dan bisa dinaik turunkan, Bel untuk memanggil tenaga medis ditempatkan dekat dengan tempat tidur dan mudah di jangkau, Jika menggunakan lampu tidur sebaiknya sinar dari belakang sehingga pada saat pasien bangun tidak silau dan tidak terkejut, Warna ruangan sebaiknya tidak berwarna putih.

Setelah itu, wakil DIerektur RS. Al-Ihsan menyampaikan beberapa rancangan yang sudah dibuat. Beliau menyatakan bahwa “memang tidak mudah untuk merealisasikan rencana tersebut, bukan hanya fisiknya yang harus dipersiapkan melainkan SDM harus memenuhi” tuturnya. Selain itu, menurutnya ada dua prinsip dalam pelayanan lansia, yakni : (1) pelayanan satu tempat/saling berdekatan, misalnya dari mulai pendaftaran sampai pembelian obat harus dalam satu ruangan, sehingga para lansia yang dating akan merasakan kenyamanan. (2) tatalasana secara tim, semuakebutuhan lansia nantinya dilayani oleh tim yang mempunyai keilmuan tentang pasien lanjut usia. Dalam tata laksana ada tim utama dan tim pendukung. Salah satu dari tim utama adalah dokter ahli, sedangkan tim pendukung adalah terapi bicata atau kerohanian.

Selanjutnya diakhir acara, berbeda dengan penjelasan dari sebelumnya, tim penyusun rencana bersar (ITB) berpendapat bahwa “kita harus mengkaji dari berbagai macam aspek, harus melaui penelitian terlebih dahulu untuk memfasilitasi kebutuha para lansia, sehingga nantinya tidak memberikan efek yang negative bagi para lansia tersebut” tuturya. Beliau menambahkan bahwa kearifan local harus digali dalam pemenuhan kebutuhan khusus para lansia ini, sehingga strategi yang akan dihasilkan akan bersifat orisinal.

pada intinya, diskusi tersebut dilakukan guna untuk memberikan  pelayanan khusus bagi para pasien lansia agar mendapatkan kenyamanan dan tentunya meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup lansia dalam bermasyarakat.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022