BAPPEDA JABAR - Tol Cigatas Dibangun, Bandung-Pangandaran Hanya 2 Jam
Tol Cigatas Dibangun, Bandung-Pangandaran Hanya 2 Jam
16 June 2016 00:29

Inilah, Bandung.- Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat serius membangun tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas). Dengan adanya tol tersebut, jarak tempuh Bandung-Pangandaran diklaim hanya 2 jam.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Iwa Karniwa menyatakan, pembangunan tol Cigatas akan disambungkan menuju Ciamis, Banjar, hingga Pangandaran. Bahkan, rencananya jalan tol itu akan disambungkan hingga ke Yogyakarta.

“Saat ini sedang dilakukan feasibility study (FS) pembangunan Jalan Tol Cigatas. Mudah-mudahan bulan depan bisa tuntas FS-nya,” kata Iwa kepada wartawan, Rabu (15/6/2016).

Selanjutnya, kata Iwa, proyek itu akan dimasukkan ke dalam Program Pembangunan Jalan Tol Proyek Strategis Nasional. Iwa terus berkoordinasi baik dengan pemerintah pusat maupun kabupaten/kota guna mempercepat pembangunan.

“Berkaca pada pembangunan jalan tol sebelumnya, berbagai persoalan yang memakan waktu sering terjadi karena tidak maksimalnya sinkronisasi antar pihak terkait itu,” kata dia.

Apalagi Presiden Joko Widodo telah mengarahkan harus ada harmonisasi antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. “Kami melakukan koordinasi lanjutan untuk mempercepat proses, baik pelaksanaan FS maupun konstruksi,” ucapnya.

Iwa menyatakan, ada tiga trase alternatif yang mengubungkan Bandung hingga ke Banjar. Trase pertama yakni Gedebage-Majalaya-Nagreg-Limbangan-Cibatu-Malangbong-Rajapolah-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar.

Sementara trase kedua adalah Gedebage-Majalaya-Nagreg-Limbangan-Cibatu-Garut-Singaparna-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar.

“Sementara trase ketiga Gebage-Majalaya-Nagreg-Limbangan-Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar,” tutupnya.

Trase tersebut, lanjut Iwa, memiliki kekurangan dan kelebihan mengingat kondisi alam yang berbeda. Trase pertama kondisi tanahnya berbukit, tidak rawan longsor, dan tidak memotong sawah. Sementara trase kedua memiliki kontur tanah berbukit, tidak rawan longsor, tapi memotong sawah sehingga terdapat kondisi tanah yang lunak.

“Trase ketiga kondisi tanahnya berbukit, rawan longsor, tapi tidak memotong persawahan,” kata dia.

Iwa menduga, trase pertama akan menjadi pilihan untuk pembangunan jalan tol tersebut. Selain memiliki kondisi lingkungan yang baik, pembangunan trase pertama pun akan membutuhkan biaya paling sedikit.

Dana yang dibutuhkan untuk alternatif pertama mencapai Rp5,14 triliun, sementara alternatif kedua Rp5,374 triliun, dan alternatif ketiga Rp5,86 triliun.

“Pemerintah pusat melalui APBN akan bertanggung jawab untuk pembebasan lahan. Sementara pembangunan fisiknya akan diserahkan ke investor melalui lelang investasi,” katanya.

Saat ini, terdapat investor asal Malaysia dan Korea Selatan yang sudah menyatakan ketertarikannya. Selain membiayai FS, Pemprov hanya membantu fasilitasi, percepatan, dan koordinasi apabila ada masalah.

“Pembangunan jalan tol ini sudah masuk ke dalam rencana tata ruang dan wilayah provinsi dan setiap kabupaten/kota yang terlintas,” ucapnya.

Jika nanti sudah dibangun, Iwa menyebut jarak tempuh Bandung-Banjar hanya akan memakan waktu sekitar 60 menit. Bahkan, jika jalan tol ini jadi disambungkan ke Pangandaran, jarak tempuh Bandung-Pangandaran hanya sekitar dua jam.

“Kita yakin tol ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah Priangan timur. Selain itu, keberadaan jalan tol ini menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di Nagreg dan Limbangan setiap musim mudik,” ucapnya.

Kendati begitu, Iwa belum bisa memprediksi kapan pembangunannya akan selesai. Namun, Iwa menargetkan proses pembebasan tanah dimulai pada 2017 mendatang.

“Insya Allah ini cepat. Karena dari perencanaan hingga FS hanya setahun. Kita mohon doanya,” tutup Iwa.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022