Inilah, Bandung.- Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus melakukan penyempurnaan terhadap DNA hewan khas Jawa Barat. Selain menyempurnakan sapi Pasundan, pemprov Jabar kini juga tengah mengembangkan ayam Sentul dan itik rambon. Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyatakan, saat ini Jabar tengah berupaya mengembangkan tiga jenis hewan ternak lokal. Ketiga hewan tersbut yakni Sapi Pasundan, Ayam Sentul, dan Itik Rambon. Ketiga jenis hewan ternak ini dipilih karena telah ditetapkan sebagai sumberdaya genetik lokal khas Jawa Barat. “Itu berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian sejak tahun 2013 untuk Ayam Sentul dan Itik Rambon, menyusul kemudian Sapi Pasundan yang ditetapkan pada tahun 2014,” tutur Heryawan, Selasa (19/4/2016). Dia menuturkan, hewan ternak yang lahir dan berkembang di daerah Jawa Barat memiliki keunggulan yaitu tahan terhadap kondisi lingkungan maupun hama penyakit, mampu beradaptasi baik dengan kondisi makanan minimal. “Ketiga hewan ternak ini memiliki reproduktivitas yang cukup tinggi dalam menghasilkan daging, telur, atau produk turunan lainnya,” jelasnya. Pria yang akrab disapa Aher ini menyebut satu keunggulan dari hasil penelitian ini adalah jenis kelamin kelahiran anak sapi yang sudah dapat ditentukan dari awal, sehingga dapat menjadi solusi terobosan untuk memperbanyak populasi sapi betina calon indukan di Jawa Barat. Aher menyatakan bahwa IPTEK harus hadir untuk melakukan sebuah percepatan produksi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. “Karena apabila tidak menggunakan IPTEK khawatir daya dukung lingkungan untuk menyediakan segala kebutuhan bagi masyarakat akan terbatas,” kata dia. Aher berharap, pengembangan ketiga hewan ternak tersebut menjadi langkah untuk menuju ketahanan pangan. “Warga Jabar tidak harus menunggu hasil produksi orang lain. Ini sapi kita sendiri, ayam dan itik lokal,” ujarnya. Menurutnya, manusia akan terus berkembang, dan kebutuhan pangan juga bertambah serta lahan penyedia pangan semakin berkurang. Maka diperlukan teknologi agar suplai makanan tidak berkurang. “Mana mungkin kita punya anak cerdas tanpa protein hewani, tanpa susu, tanpa daging. Jangan harap masyarakat Jawa Barat punya anak cerdas tanpa protein,” tutur Aher.