Inilah, Bandung.- Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus melakukan penyempurnaan terhadap keberadaan sapi pasundan. Pemprov akan mengoptimalkan DNA sapi yang jumlahnya masih tergolong sedikit tersebut. “Untuk pemurnian DNA sapi Pasundan kami bekerja sama dengan BP3 Iptek dan LIPI. Besok, Selasa (19/4/2016) pemurnian DNA nya kita luncurkan,” tutur Kepala Dinas Peternakan, Jawa Barat Dody Firman, Senin (18/4/2016). Menurutnya, keberadaan sapi pasundan sebetulnya dari dulu sudah ada, tapi perlu anggaran dan SDM yang cukup untuk melakukan penyempurnaan. Makanya menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuian Indonesia yang punya teknologi itu. “Kita hanya aplikasi tidak ke detail,” katanya. Diungkapkan Dody, sapi pasundan merupakan sapi khas Jawa Barat. Sapi tersebut berasal dari sapi banteng yang tidak memiliki glamir dan punuk. “Yang namanya sapi pasundan itu berasal dari banteng. Itu bentuknya tidak berbeda dengan sapi Bali,” jelasnya. Dody menyatakan, sapi Pasundan betina umumnya berwarna merah, garis putih, kaki putih, pantat putih, sementara yang jantan coklat tua dan hitam, bentuknya seperti banteng tidak ada glambir dan berpunuk. “Yang kita punya saat ini masih berglamir dan berpunuk sehinga perlu proses pemurnian. Proses pemurnian sendiri terus kita jalankan,” katanya. Dody memaparkan sapi pasundan di Jawa Barat terus berkembang seiring berjalannya waktu, bahkan penyebarannya pun semakin meningkat. “Potensi sapi pasundan ini sangat besar, tahun lalu penyebaranya ada di 9 kabupaten kota. Sementara tahun ini sudah mencapai 12 kabupaten kota,” jelasnya. Sapi pasundan tersebar di beberapa wilayah seperti Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Banjar, Pangandaran, Majalengka, Purwakarta, Subang, Bogor, Bandung, dan Kuningan. “Jumlah populasinya pun meningkat, saat ini sudah mencapai di atas 50 ribu ekor tapi kalau dibandingkan populasi sapi lokal memang masih rendah,” katanya.