Inilah, Bandung.- Pemprov Jabar membantu proses pembebasan lahan proyek pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), di Kabupaten Sukabumi yang akan dikerjakan PT PLN. Proyek ini punya arti penting karena berfungsi sebagai transmisi atau pengalir listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke daerah sekitar Kabupaten Sukabumi. “Kami siap bantu karena di Sukabumi sedang terjadi perkembangan industri pariwisata dan pertumbuhan perusahaan padat karya, sehingga butuh pasokan listrik yang memadai,” ujar Sekertaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa, di Gedung Sate, Senin (21/3/2016). Dia menjelaskan, pembangunan SUTT punya daya 150KVA, sebagai pengalir arus listrik dari PLTU Palabuhanratu-Jampang Kulon. Jika ini tidak segera terealisasi, maka dikhawatirkan menghambat pembangunan di Jabar Selatan. Lebih lanjut dituturkannya, kebutuhan lahan yang diperlukan PLN sekitar 2,9 hektare. Lahan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan 88 tapak tower. “SUTT ini untuk menunjang transmisi listrik untuk menyalurkan 35.000 megawatt, dan ini sudah sangat lama (tertunda),” katanya. Demi mempercepat proses tersebut, pihaknya meminta PLN menyiapkan sejumlah langkah berupa kajian teknis maupun hukum. Adapun Pemprov akan melakukan penetapan lokasi proyek. Pemprov juga meminta masyarakat ikut mendukung dalam proses pembebasan lahan demi mempercepat proses pembangunan. “Jika tidak mendukung maka dilakukan konsinyasi ke pengadilan, pengadilan mensyaratkan adanya penetapan lokasi,” jelasnya. Sementara itu, Deputi Manajer Pertanahan PT PLN Unit Induk Pembangunan XVI S Sih Rianto menuturkan, proyek SUTT di Kabupaten Sukabumi telah direncanakan sejak 2011 lalu. Tapi dalam perjalanannya, terjadi banyak kendala di lapangan, terutama pada proses pembebasan lahan. Menurutnya, warga mematok harga terlalu tinggi melebihi taksiran harga dari apraisal sehingga menghambat pembangunan. “Kami tidak bisa membeli di atas harga apraisal,” ujarnya. Dia mengaku, proyek ini penting agar pasokan listrik di Jabar selatan menjadi lebih besar dan lancar. Karena itu, masyarakat sebaiknya ikut membantu dan rela untuk membebaskan lahan miliknya. “Sangat ironis di Palabuhanratu ada PLTU yang bisa terang bederang tapi Sukabumi selatan, khususnya di Jampang Kulon tegangannya redup,” pungkasnya.