Dalam rangka koordinasi sinergitas perencanaan kawasan konservasi yang melibatkan multi pihak, serta menindaklanjuti Surat Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Nomor: S.62/BBKSDA-JABAR.2/2014 tanggal 21 Januari 2014, maka diadakan pertemuan tentang Pembahasan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Buru Masigit Kareumbi yang difasilitasi oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat. Rapat diselenggarakana di Operation Room, Kamis (20/02/2014) pada pukul 08.30 WIB, dengan peserta yang hadir sebanyak 43 orang, terdiri dari Kementrian Kehutanan, OPD Provinsi/Kabupaten, dan Wanadri. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala BBKSDA Jawa Barat Dr. Ir. Silvana Ratina, M.Si. dengan mengutarakan maksud dan tujuan perihal Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Buru Masigit Kareumbi. Beliau memaparkan bahwa Taman Buru Masigit Kareumbi merupakan satu dari enam belas taman buru yang ada di Indonesia dan satu-satunya taman buru di Jawa Barat yang saat ini pengelolaannya belum berjalan sesuai fungsinya secara optimal. Taman Buru Masigit Kareumbi merupakan hutan konservasi yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu. Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang dimaksudkan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan pengelolanaan, perencanaan kegiatan dan menentukan arah kebijakan pengembangan kawasan. Tujuannya sendiri memang mengacu pada posisi dasar kebijaksanaan operasional yang bersifat arahan umum dalam rangka pembangunan dan pengembangan kawasan, terciptanya sistim pengelolaan kawasan Taman Buru Masigit Kareumbi yang lengkap sehingga fungsinya lebih optimal, dan berdaya guna serta selaras dengan sektor pembangunan lainnya. Kepala BBKSDA Jawa Barat mengharapkan dukungan dari pemerintah dan sektor-sektor terkait dan sangat mementingkan percepatan agar sesuai dengan fungsi utama tadi, yakni sebagai wisata buru dan sebagai penyangga kehidupan dan pengelolaan keanekaragaman hayati. Selain itu beliau berharap untuk menyegerakan kebutuhan informasi, pengadaan strategi inisiasi, koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah terkait. Dalam akhir sambutannya, beliau tidak lupa memberikan apresiasi penuh atas dukungan Bappeda Provinsi Jawa Barat. Sambutan kedua sekaligus pembukaan pertemuan disampaikan oleh Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Prof. Dr. Ir. Deny JuandaPuradimaja, DEA. Dalam sambutannya, beliau memberikan rekomendasi terkait Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Buru Masigit Kareumbi. Khusus mengenai tema, beliau berujar bahwa masih banyak potensi yang bisa digali dalam perencanaan ini. Jika hanya sekedar wisata, maka dirasa tidak perlu diadakan perencanaan jangka panjang. Saya yakin ada sesuatu yang lebih dari sekedar wisata berburu, dalam konteks ini saya mohon agar ada masukan ujarnya dengan harapan lain bahwa sehingga perencaan jangka panjang ini benar-benar sudah bisa mengantisipasi kondisi 20 tahun yang akan datang, ujarnya. Itu pun dengan catatan bahwa diharapkan untuk mematuhi pemerintah. Dengan berpikir rasional, apabia dalam keinginan jangka panjang masih dipandang kurang aturan atau jika ada suatu yang bersifat stategis tetapi tidak ada payung hukum, maka dianjurkan untukdiadakannya studi independent experts atau telaah independen dari non-government. Hal ini bertujuan untuk menjaga apa yang dinayatakn dalam perencanaan itu correct dan perfect dengan kehendak multipihak/stakeholders. Dalam perencanaa ini harus ada matrix perwujudan multi pihak, di antaranya pemerintah, para akademisi, komunitas, dan dunia usaha. Dapat juga diberi nama Jabar Masagi yang dalam diagonal keempatnya terdapat law and regulation. Dalam matrix siapa berbuat apa, kemudian dikembangkan menjadi RAM-IP (Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaan). RAM-IP itu sendiri memiliki empat hal penting,di antaranya adalah fungsi ruang, waktu, institusi, dan siapa yang akan membiayai perencanaan tersebut. Oleh karenanya matrix RAM IP ini dianjurkan untuk dibuat,sehingga tiap tahunnya akan jelas mengikuti matrix tersebut. Hal ini juga terkait dengan tema.Setiap kegiatan tentunya harus mempunyai tema besar. Untuk mencapai 20 tahun,staging per lima tahunnya itu harus dinyatakan. Khususnya setiap tahun dalam lima tahun pertama. Dalam acara inti, terdapat pemaparan secara rinci mengenai Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Buru Masigit Kareumbi yang disampaikan oleh tim penyusun, Ery Mildranaya, Shut. MDev. Sebenarnya, pertemuan ini adalah kali ketiga yang diadakan. Sebelumnya telah ada dua kali rapat internal yang dilakukan oleh BBKSDA Jawa Barat. Setelah pemaparan, sesi diskusi pun dibuka. Terdapat banyak masukan dari peserta terkait perencanaan tersebut. Tentu saja hal ini merupakan respon positif. Secara keseluruhan, semua pihak menyetujui perencanaan tersebut dengan berbagai catatan yang menjadi masukan untuk suatu perbaikan. ***