Bandung, Antarajabar.com.- Dinas Industri dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat intensifkan pelatihan eksportir dalam rangka mendorong peningkatan ekspor produk Jabar ke luar negeri. “Pelatihan eksportir digelar agar pelaku usaha Jabar tidak hanya jago kandang tapi bisa memanfaatkan pasar ASEAN,” kata Kepala Dinas Industri dan Perdagangan (Indag) Jabar Hening Widiatmoko di Bandung, Kamis. Pelatihan itu dilakukan bagi para pelaku usaha khususnya yang telah berkembang dan memiliki omset yang memungkinkan melakukan penetrasi pasar ke luar negeri, khususnya menjajal kawasan ASEAN. Ia menyebutkan, potensi produk Jabar untuk masuk pasar ekspor cukup besar, namun terkadang terkendala oleh minimnya informasi dan pengetahuan menjadi seorang eksportir. “Buktinya sejumlah produk Jabar diminati pasar di luar negeri meski terkadang melalui beberapa tangan, namun dengan pelatihan ini diharapkan mereka lebih terangsang untuk lebih ekspansif,” katanya. Selain itu menurut dia harus ada komitmen kuat dari masyarakat di dalam negeri untuk meningkatkan sendiri kompetensi masing-masing agar bisa bersaing di era MEA. “Bila bukan masyarakat sendiri yang berupaya meningkatkan kompetensi, seberapa sering pun pemerintah memfasilitasi, maka kita akan kalah,” katanya. Menurut dia harus ada kesamaan langkah untuk berbuat nyata dan riil karena MEA merupakan fenomena yang sudah harus dihadapi dan dimasuki bersama sehingga sudah harus ada langkah strategis dan selaras. “Jangan tanyakan apa yang diberikan negara untuk kita, tapi tanyakan apa yang sudah dilakukan kita untuk negara,” katanya. Lebih lanjut ia menyebutkan, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha dan produk Jabar antara lain melakukan fasilitasi. Salah satunya sertifikasi halal untuk memastikan produk bisa masuk pasar di luar negeri. “Tahun 2016 ini Dinas Indag Jabar akan memfasilitasi sebanyak 1.000 UKM untuk mendapatkan sertifikasi halal,” kata Hening. Sebelumnya pada tahun 2014 pihaknya telah memfasilitasi sertifikasi halal kepada 1.500 produk, kemudian tahun 2015 sebanyak 2.125 produk. “Dengan sertifikasi halal diharapkan produk itu bisa lebih optimal masuk pasar ekspor, terutama di negara muslim seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan di negara lainnya yang penduduknya mayoritas Islam,” katanya menambahkan.