Jakarta, Sindo.- pemerintah oprimis pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan membaik sehingga kondisi perdagangan pun diyakini turut membaik. Terkait dengan itu, pemerintah mematok target ekpor non-migas pada tahun 2016 tumbuh sebesar 5%. Target non-migas tahun 2017 itu a0,4%. Untuk tahun ini, (tumbuh) 5%. Artinya, kelihatannya ekonomi dunia mulai membaik, kata Direktur Kerja Sama Perdagangan, Investasi dan Perjanjian Ekonomi Internasional Bdan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas) Amalia Widyasanti di Jakarta, akhir pekan lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor non-migas sepanjang tahun 2015 mencapai USD131,7 miliar atau tumbuh negatif 9,8% dibanding tahun 2014. Dengan target pertumbuhan sebesar 5%, maka ekpor non-migas pada ahun ini ditargetkan bisa naik USD6,6 miliar menjadi USD138,3 miliar. Amalia mengatakan, berdasarkan proyeksi dari lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasonal (IMF) volume perdagangan dunia akan naik dibanding tahun lalu. Dia mengatakan, volume perdagangan barang dan hasa tahun ini tumbuh 4,1% atau lebih baik dibanding tahun lalu 3%. Sementara 2017, volume naik lagi sekitar 4,6%. Artinya, masih ada potensi sebelum IMF mengkoreksi (proyeksi) itu. Asalkan pengusaha bisa memanfaatkan itu bukan hanya mendorong (ekspor) komoditas tapi juga menufaktur, ucapnya. Amalia menyebutkan, target ekpor non-migas yang dipatok oleh pemerintah pusat perlu mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Pasalnya, penyumbang ekspor non-migas tidak hanya datang dari Jakarta, tetapi juga dari daerah-daerah lain seperti Jawa Barat dan Jawa Timur. Jadi kita ingin membangun kesamaan visi dulu dengan daerah. Bagaimana kita menjadikan ekspor non-mogas sebagai prioritas nasional, sambungnya. Ihwal negara tujuan ekspor, Amalia mengaku pemerintah masih mengandalkan mitra dagang utama sepreti Cina, Amerika Serikat, dan negara-negara ASEAN. Kendati demikian, Amalia mengaku pemerintah saat ini tengah memperluas pemasaran produk-produk kita ke negara tujuan baru seperti Nigeria dan Turki. Turki ini penting sebagai batu loncatan produk-produk kita untuk ekspansi lebih jauh ke Timur Tengah atau Eropa. Untuk negara eropa memang perlu kerja keras karena begini, masih belum ada bank kita yang terkoneksi ke sana (Afrika). Tapi kita tetap coba fasilitasi ekportirnya yang mau ke sana, jelasnya. Terpisah, Menteri PerdaganganThomas Lembong mengatakan, pemerintah berupaya memperluas pasar ekspor ke Eropa dalam waktu dekat. Dia mengakui sampai saat Indonesia tertinggal dengan negara-negara kompetitor di ASEAN dalam hal perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA).