Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat, Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA menjadi narasumber dalam sebuah Talkshow di RRI Pro 1 FM di Jl. Brigjen Dharsono, Cirebon. Formatnya berupa dialog interaktif yang disiarkan secara langsung pada pukul 07.30 WIB, Rabu (12/02). Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Kepala Bappeda Jawa Barat beserta jajarannya dalam suatu kunjungan kerja ke Cirebon Kuningan. Terdapat narasumber lain yang berkepentingan, yaitu Kepala Bappeda Kota Cirebon, Ir. Budi Raharjo dan Kepala Bappeda Kabupaten Cirebon, H. Sono Suprapto, S.Sos., M.Si. Talkshowkali ini fokus membahas tentang pengembangan Metropolitan Cirebon Raya didampingi oleh seorang penyiar senior RRI Cirebon, Surya Bachtera. Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat mengawali pemaparan dengan sebuah pengantar bahwa Jawa Barat memiliki rencana panjang hingga Tahun 2025 di mana Jawa Barat ingin menjadi provinsi termaju di Indonesia. Beliau berujar bahwa di periode kedua, dengan mengemban visi Gubernur yaitu Jawa Barat maju dan sejahtera untuk semua tentunya terdapat hal-hal yang berkaitan dalam menjalankan kebijakan operasional 2013-2018, di antaranya: (1) Melanjutkan program-program pembagunan yang sudah baik dan selesai lalu direplikasi di berbagai tempat; (2) Menuntaskan program-program yang sudah baik dan sudah mulai dilaksanakan tetapi belum selesai; (3) Memberi dukungan kepada berbagai usulan/program yang baik tentunya dengan basis komunitas – Komunitas di sini merupakan aktor ke-4 yang dilibatkan setelah sebelumnya hanya fokus kepada ide pemerintah, pengusaha, dan para akademisi. (4) Reposisi dengan menerapkan strategi baru untuk menuntaskan berbagai program. (5) Reorientasi kepada pembangunan Sebelumnya hanya bertumpu pada mekanisme pemerintahan berbasis temu otonomi daerah. Kini akan dikombinasikan dengan model hibrida. Dalam artian, suatu kombinasi antara pemerintah berbasis kabupaten/kota dengan menjalankan kewenangan gubernur untuk menangani program-program lintas kabupaten yang salah satunya yaitu pengembangan Metropolitan Cirebon Raya. Terdapat beberapa tahapan yang mesti dilalui. Pertama, harus adanya kesamaan komitmen antara kabupaten/kota. Selain itu kesejahteraan yang harus dimiliki masyarakat dari waktu ke waktu. Hal itu dapat dijangkau dengan berbagai upaya seperti mengacu pada janji kampanye gubernur yang orientasinya sangat mendasar, yaitu pendidikan gratis dengan dana tidak kurang dari 1,2 T, ruang kelas baru, beasiswa bagi pemuda, tenaga medis, guru, atlet, dan sebagainya. Untuk membangun Jawa Barat, dibutuhkan angkor sebagai tumpuan. Selain kabupaten/kota, salah satunya wilayah metropolitan. Direncanakan bahwa Jawa Barat akan memiliki tiga wilayah metropolitan, yaitu Bodebekjurkarpur, Bandung Raya dan Cirebon Raya. Cirebon raya sendiri, sangat luar biasa. Banyak sekali sektor unggulan yang dapat digali lebih dalam. Sehingga Cirebon Raya dapat diberi label metropolitan budaya dan sejarah dengan sektor unggulan wisata, industri, dan kerajinan. Semuaya lengkap, ujar Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat. Terkait pengembangan metropolitan Cirebon Raya ini, Kepala Bappeda Kabupaten Cirebon memaparkan bahwa pihaknya telah menyiapkan materi secara formal, di antaranya: (1) Penyiapan lahan/ruang, kawasan budidaya, pertanian, industri. Seperti menyiapkan lahan abadi 40.000 H untuk pertanian dan tidak boleh dialihfungsikan (2) Penyiapan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, kereta dengan double track, (3) Mengadakan air bersih Bekerja sama dengan kementrian PU dengan meresmikan waduk Jatigede dengan perolehan air 1000 L/detik (4) Sosialisasi kepada masyarakat. Kepala Bappeda Kota Cirebon, Ir. Budi Raharjo pun memaparkan kesiapannya terkait pengembangan metropolitan Raya. Beliau merasa bahwa perencanaannya sudah sejalan dengan pemerintah provinsi sehingga Bappeda Kota Cirebon menuangkannya dalam berbagai macam strategi dalam upaya pengembangan kota Cirebon, diantaranya pemantapan predikat Cirebon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), pengembangan sebagai pusat pelayanan berskala regional, pengembangan sistem pusat pelayanan kota, pengembangan prasarana wilayah dengan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi yang diarahkan dalam transportasi massal, pengembangan telekomonikasi, pengembangan sumber daya air, dan pengembangan kawasan strategis kota seperti kawasan Keraton. Selain dialog dengan para narasumber di studio, dibuka juga layanan telepon interaktif yang melibatkan masyarakat umum. Lewat dialog ini, masyarakat dapat berinteraksi langsung dengan narasumber. Masyarakat pun merespon pengembangan Metropolitan Cirebon Raya ini lewat berbagai kritik dan saran. Namun semuanya dijadikan masukanyang nantinya akan menjadi pertimbangan guna menghasilkan suatu perencanaan terbaik. Pada intinya, masing-masing instansi terkait selalu berkoordinasi dengan pemeritah pusat serta melibatkan berbagai aktor yang memberikan sumbangsih berupa usulan dalam suatu perencanaan. Para narasumber pun berharap penuh akan dukungan semua lapisan masyarakat dan instansi terkait dalam menyongsong pengembangan Metropolitan Cirebon Raya untuk kepentingan bersama.