Soreang, Tribun.- Rencana pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) di wilayah Kabupaten Bandung masih mengambang. Pemerintah Kabupaten Bandung masih menunggu penyelesaian rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan pembahasan lanjutan BIUTR di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan segera membahas rencana pembangunan BIUTR di Kabupaten Bandung yang akan menghubungkan Tegalluar di Bojongsoang dengan Kecamatan Majalaya. Pembangunan Tol ini, kata Dadang, juga berkaitan dengan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan memiliki stasiun di Tegalluar. Dadang bahkan menjelaskan pembanguna Tol Tegalluar-Majalaya akan dilakukan dengan sangat memperhatikan kondisi lingkungan dan estetika. Tidak hanya akan ditumbuhi pepohonan, sekitar jalan tol ini akan dijadikan danau atau resevoiruntuk mengendalikan banjir. Jalan tol ini, katanya, dibangun di kawasan Tegalluar yang mengharuskan pembangunan apapun di kawasan ini menyediakan 10 persen lahan untuk pembuatan danau. Hal tersebut pun berlaku untuk pembangunan stasiun kereta cepat. Asisten Daerah Bidang Pemerintahan Kabupaten Bandung, Yudi Haryanto, mengatakan Tol yang dikatakan Bupati Bandung tersebut merupakan bagian dari BIUTR yang berawal dari Pasteur ke sejumlah pusat perkotaan Bandung, kemudian berakhir di Majalaya dan Cileunyi, melalui Tegalluar. Ini proyek Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat. Rencana pembangunan tol dari Pasteur sampai Gedebage, melalui pusat kota Bandung masih diproses kemudian nanti akan menyambung dengan Majalaya dan Cileunyi, kata Yudi di kantor pemerintah kabupaten bandung, senin (22/2). Namun, kata Yudi, draf RTRW Kabupaten Bandung belum juga disahkan. Akibatnya, ujar Yudi, pihaknya belum bisa menentukan rencana pembangunan tol tersebut, termasuk rencana pembangunan rute dan stasiun kereta api cepat, atau LRT (light rail transit) di Kabupaten Bandung. Yudi mengatakan pihaknya baru mendapat sosialisasi mengenai Kereta Cepat Jakarta-Bandung, belum termasuk pembngunan sarana transportasi lainnya. Namun, katanya, sarana transportasi massal memang dibutuhkan warga Kabupaten Bandung.