Bandung, (PR).-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menetapkan status siaga banjir dan longsor hingga 4 Mei mendatang. Sedikitnya terdapat 17 kabupaten kota di Jabar yang dikategorikan rawan banjir serta 23 kabupaten kota rawan longsor. Di situs resmi www.jabarprov.go.id, BPBD Jabar sudah menetapkan status darurat banjir dan longsor terhitung sejak 4 Januari lalu hingga 4 Mei mendatang. Hal ini berdasarkan prakiraan terjadinya cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta pantauan pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengenai potensi pergerakan tanah dan longsor di Jabar. Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (BPBD) Jabar Ridwan, Minggu (14/2/2016) mengatakan, 17 kabupaten/kota rawan banjir yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Sementara kabupaten 23/kota yang tergolong daerah rawan longsor yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, KabupatenKuningan, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon. Potensi longsor terjdi di daerah rawanpergerakan tanah, sedangkan banjir biasanya terjadi di daerah dataran rendah atau akibat luapan air sungai, kata dia. Ridwan menilai dari sisi jumlah, bencana di awal 2016 terbilang masih lebih baik dibandingkan bencana di 2014. Banjir dengan ukuran kecil tahun ini baru terjadi di Indramayu dan Subang. Sedangkan dua tahun lalu terjadi mulai dari karawang hingga bekasi yag membuat pertanian dan permukiman terendam air. Menurut Ridwan, ketersediaan peralatan dan logistikterbilang mumpuni untuk menghadapi bencana. Seluruh kelengkapan telahdikirim dari Pemerintah Provinsi kepada 27 Kabupaten/Kota seperti perahu, tenda, bahan makanan, selimut, dan lain-lain. Mitigasi Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan, pemerintah Provinsi Jawa Barat menegedepankan mitigasi bencan alam dalam menghadapi banyaknya bencana yang terjadi di kabupaten dan kota di Jabar saat ini. Selain itu, pemerintah pun telah menyiapkan alokasi dan tak terduga Rp 75 miliar yang salah satunya diperuntukan untuk penanggulangan bencana. Heryawan menuturkan, mitigasi bencana terus berjalan karena beberapa tempat di Jabar terus terjadi bencana. Tentunya selesaikan masalah di lapangan. Dampak bencana yang harus dilakukan,. Kami terus antisipasi dan disampaikan ke kabupaten kota, ujarnya. Heryawan melanjutkan, pemetaan dan prediksi kerawanan bencana di wilayah Jabar selalu dilakukan. Misalnya, terdapat wilayah retakan baru setelah itu sosialisasi dilakukan sebagai bagian dari mitigasi bencana. Untuk yang rawan longsor juga, bisa jadi ada yang baru. Ada yang memang sudah rawan (sifat alam) dan ada hal lain. Yang penting kita siap dan menghindar dari kawasan rawan tersebut, ucap dia.