Bandung, Republika.- Rencana pembangunan light rail transit (LRT) tak bakal terganggu dengan adanya pro dan kontra proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Bahkan, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan optimistis, pembangunan LRT Bandung Raya bisa diintegrasikan dengan pembangunan kereta cepat jalur Jakarta-Bandung. LRT Bandung Raya Insya Allah tidak akan terganggu, ujar Heryawan. Menurut Heryawan, saat KA cepat diputuskan LRT Bandung Raya belum masuk. Namun, LRT masuk sebagai kelanjutan yang awalnya hanya LRT Bandung, diusulkan menjadi LRT Bandung Raya untuk mengakomodir daerah-daerah lain yang ada di kawasan Bandung Raya. Karenanya, Heryawan menanggapi santai atas banyaknya gelombang protes terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Apalagi, semua prosedur dan rekomendasi yang dikeluarkan sesuai aturan. Insya Allah tidak ada masalah. (Rekomendasi dikeluarkan) cepat, tapi tidak melanggar kode etik juga tidak melanggar kualitas, katanya. Gubernur juga menilai wajar bila ada sejumlah pihak, terutama pegiat lingkungan, yang mempermasalahkan amdal. Itu, kata dia, menjadi bukti semakin dewasanya masyarakat Indonesia menyikapi setiap pembangunan yang dilakukan pemerintah. Namun, jika keraguan masyarakat diwakili pemerhati lingkungan tidak terbukti, maka ini berarti bagus. (LRT Bandung Raya juga) insya allah jalan terus. Ada keberatan berbagai pihak juga bagus, katanya. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Walhi Jabar Dadan Ramadan mengatakan, bersama pegiat lingkungan lain masih mengumpulkan sejumlah dokumen yang berkaitan dengan pembangunan kereta cepat, untuk nantinya diajukan gugatan ke PTUN. Kita baru sounding ngumpul-ngumpul data, jadi belum bisa dikirimkan ke PTUN, katanya. Sedangkan Humas LSM Peduli Lingkungan Jabar Ujang Fahfulwaton mengatakan, KA cepat sebaiknya dikaji lebih matang. Dia khawatir, membangun akses KA cepat di daratan rendah, mungkin tak ada masalah, tapi jalur Bandung-Jakarta kontur tanahnya rawan longsor. Saat ini, kajian terkait dampaknya pun belum ada.